|| 17 || PENJELASAN

1.5K 141 16
                                    

Tetap semangat menjalankan ibadah puasanya. Semoga berkah.

Happy Reading.

Pagi harinya. Lesty terbangun dengan keadaan mata sembab. Ini semua karena semalam dirinya menonton drakor yang menceritakan tentang perselingkuhan.

Sudah tidak heran lagi bagi Jodan yang semalam menangkap basah Lesty yang tengah menangis hanya karena menonton. Menurut Jodan, Kakaknya terlalu lebay dan terlalu menghayati alur ceritanya. Sehingga tidak heran lagi jika Lesty menangis hanya karena nonton drama tersebut.

Dengan matanya yang sembab Lesty berjalan gontai ke kamar mandi sebelum adzan subuh berkumandang.

🍀🍀🍀

"Fildan bangun!" mungkin sudah puluhan kali suara itu menggelegar di kediam Fazsha. Sang nyonya besar kini sedang mengetuk pintu kamar putranya dengan kencang. Heran sekali putranya belum bangun hingga saat ini.

Ceklek!

Bukan pintu kamar Fildan yang terbuka, itu pintu kamar Zilva yang merasa tidurnya terganggu oleh suara merdu sang Bunda.

"Bun. Berisik" tegur Zilva yang sepertinya baru bangun tidur karena terlihat sekali dari rambutnya yang terlihat acak-acakan.

"Kakak kamu tuh! Susah bangunnya, padahal tadi malam pulang cepat deh" gerutu Lita yang memang benar samalam Fildan pulang cepat.

"Zilva deh yang bangunin kakak, Bun. Dia mah kebo" kata Zilva menawarkan dirinya yang siap membangun kakaknya.

"Pintu kamarnya di kunci" ucap Lita lalu meninggalkan Zilva yang tengah menyusun rencana agar sang kakak bangun.

"Bismillah dulu ah" sebelum melancarkan aksinya Zilva membaca basmalah terlebih dahulu.

Dug! Dug!

"Woy bangun! Woy! Kak Lesty udah nunggu di meja makan tuh!" teriakan Zilva serta pukulan pada pintu kamar Fildan, berhasil mengusik tidur Fildan.

Fildan yang mendengar nama Lesty pun terlonjak. Langsung melompat dari kasurnya.

Dengan keadaan yang masih linglung Fildan membuka pintu kamarnya. Dan yang dirinya lihat hanya wajah adiknya yang tengah tersenyum jail. Sudah di pastikan dirinya tertipu oleh adiknya.

Blam!

Dan pintu kembali tertutup membuat Zilva tersentak langsung saja mengelus dadanya. Zilva benar-benar terkejut dengan tingkah kakanya.

"Bangun lo! Bunda nungguin. Kaka kurang ajar!" gerutunya lalu kembali masuk kedalam kamarnya.

...

"Pagi, Bun" sapa Fildan yang baru bergabung di meja makan.

"Ekhem!" dehem seseorang, namun Fildan tetap acuh.

"Pagi juga, sayang. Ayok sarapan?"

"Siap, Bun" balas Fildan sebelum duduk di kursi biasanya, Fildan menyempatkan mencium pipi Bunda. Fildan menyeringai saat ekor matanya menatap adiknya yang tengah menggerutu tanpa suara.

cinta MENGAPA gengsi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang