Yang katanya akan pulang sore, nyatanya itu bohong.
Lesty sangat kecewa pada Fildan, suaminya. Padahal mereka baru dua hari menikah, dia malah pergi kerja.
Hingga malam ini, Fildan belum menampakan batang hidungnya. Kekhawatiran Lesty tidak bisa di bendung lagi.
Lesty sudah pindah ke rumahnya. Barang-barangnya sudah ia bawa dari rumah Fildan. Tinggal barang lelaki itu saja belum semua di pindahkan.
"Kak, makan malam dulu" ujar Jodan ikut menyusul Lesty duduk di sofa ruang tamu.
Lesty menggelengkan kepala. Dia tidak ingin makan ataupun apa. Dia hanya ingin suaminya pulang.
"Kak Fildan juga nanti bakal pulang. Kakak makan dulu ya" dari siang Lesty belum makan, alasannya karena tidak mood.
Rasa khawatir pada suaminya, membuat selera makannya hilang.
"Ponsel dia gak aktif!" ujar Lesty khawatir.
Ponsel Fildan dari siang sudah tidak bisa di hubungi.
"Lagi perjalanan pulang kali, Kak" sahut Jodan.
"Kenapa sampe malam gini belum nyampe? Berapa jam sih perjalanan Jakarta-Bandung?" Lesty malah kesal, dengan ucapan Jodan.
"Mungkin macet. Siapa taukan?" Lesty menghela nafas, rasanya percuma jika berbicara dengan Jodan. Bukannya tenang, malah tambah kesal.
"Oh ya, Kak. Aku mau pindah gak papa?" Jodan mulai mengutarakan keinginannya.
"Pindah kemana?! Kakak ke ke sini itu biar bisa nemenin kamu!" Jodan berdecak ketika kakaknya mulai berteriak.
"Tenang dulu, Kak. Jangan asal ngegas aja" ujar Jodan. Lesty mengatur nafasnya, agar lebih tenang.
"Jodan mau tinggal di apartemen Kakak. Di sana jaraknya deket ke sekolah, ataupun ke resto" ujar Jodan memberikan asalan, kenapa ia ingin tinggal di apartemen kakaknya. Alasannya sebenarnya sih, karena ingin memberi waktu berdua untuk kakak dan kakak iparnya.
Mereka masih perlu waktu berdua untuk pendekatan.
"Yaudah terserah kamu, asal kamu jangan neko-neko aja" Lesty menyerah, Lesty juga mengerti dengan adiknya. Karena biasanya anak lelaki itu, ingin hidup terpisah dalam artinya ingin mandiri.
"Kapan pindahnya?"
"Nanti, kalau Kak Fildan udah pulang. Barang-barang juga udah di pindahin kok, di bantu temen" Lesty menatap adiknya tak percaya.
Jadi, pindahnya sang adik sudah di rencanakan dari kapan hari?
"Kenapa baru bilangnya sekarang?!" Lesty memukul bahu Jodan kesal. Jodan meringis, merasakan sakit di bahunya.
"Lupa, Kak. Udah ah. Jodan ke kamar dulu. Kalau Kak Fildan pulang kasih tau ya" Jodan langsung berlari ke kamarnya.
"Iya" jawab Lesty malas.
Kenapa hari ini sangat menyebalkan baginya?
Ponsel Lesty yang di taruh di atas meja berdering, menandakan ada yang meneleponnya.
Senyum Lesty terukir, dengan tidak sabaran Lesty mengangkatnya, namun seketika senyum luntur ketika tahu siapa yang meneleponnya.
Bunda Lita is calling~
Lesty menghembuskan napasnya kecewa. Karena sampai saat ini Fildan tidak mengabarinya.
"Assalamualaikum, Sayang" terdengar suara Lita dari seberang sana. Suaranya terdengar cemas.
![](https://img.wattpad.com/cover/209867446-288-k359312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta MENGAPA gengsi (Completed)
Fiksi UmumJudul awal "MENGAPA" "Mengapa harus dia yang aku cintai?" "Mengapa aku bertemu dengan lelaki seperti dia?" --- Pertemuan yang terjadi pada dua insan yang berbeda sifat. Perbedaan itulah, yang membuat mereka merasa saling membutuhkan. Lelaki dengan...