|| 11 || MENGKHITBAH

1.8K 155 23
                                    

"Tante Lita?" gumam Lesty bingung saat melihat Lita yang berada di ruang VIP ini. Mana Tante Lilfa yang Adiknya katakan?

"Sini, Sayang. Akhirnya kita ketemu lagi" seru Lita senang seraya memeluk Lesty saat Lesty dan Jodan sudah berada di hadapannya.


"Hm. Tante sahabat Bunda?" tanya Lesty sedikit ragu. Bagaimana pun juga Lesty masih belum percaya.

"Iya sayang. Tante baru-baru ini tau kalau kamu anak Raga sama Isyi"

"Kok nama tante-"

"Iya sayang. Duduk dulu" suruh Lita dengan menarik tangan Lesty pelan untuk duduk di sampingnya. Lalu di susul oleh Jodan yang duduk di depan Lesty, lebih tepatnya samping Zilva anak kedua dari Lita dan kekasih Jodan.

"Hay" sapa Zilva malu-malu yang hanya di balas oleh senyum simpul dari Jodan. Jangan lupakan jika Jodan adalah lelaki yang cuek kecuali pada kakak tersayangnya.

"Nama tante itu Lita Lilfazsha. Dulu orang-orang sering manggil Tante itu Lilfa termasuk kedua orangtua kalian" jelas Lita membuat Lesty menganggukan kepalanya.

Cukup masuk akal.

Tapi tunggu!

Lilfazsha? Itu nama marga keluarga atau hanya nama kepanjangan? Kalau itu nama marga, kenapa bisa hampir mirip dengan marga perusahaan tempat Lesty bekerja? Batin dan pikiran terus berpikir. Mengingat apakah Lilfazsha sebuah marga atau hanya nama biasa?

Daripada pusing sendiri. Lesty lebih baik langsung bertanya kepada pemilik nama tersebut.

"Tante. Itu marga tante atau apa?" tanya ragu-ragu, takutnya Lita merasa tersinggung atau apalah itu.

"Iya. Itu marga keluarga Tante" katanya dengan senyum geli. Lita bisa mengetahui isi pikiran Lesty. Karena terlihat sekali di wajah cantinya ada rasa keterkejutan dan kebingungan.

"Fazsha nama marga keluarga Tante" sambung Lita santai berbeda dengan Lesty yang langsung terkejut.

"Ap--" baru juga Lesty akan memekik atas keterkejutannya. Namun suara berat menginstruksi mereka.

"Maaf" ucap seseorang membuat Lesty spontan berdiri lalu menoleh ke pintu utama. Dan terlihatlah wajah tampan sang bos, yang hampir empat hari menghilang dari pandangannya.

"Lho kamu?!"

"Bapak kok di sini?"

Keduanya secara serentak bertanya satu sama lain, saat Fildan kembali dari toilet. Tadi saat menunggu Lesty datang, Fildan izin untuk ke toilet sebentar.

"Sini, Fil" suruh Lita pada sang Putra. Langsung saja Fildan melangkah kakinya ke arah Bundanya. Lalu dirinya duduk di samping Lesty karena hanya kursi itu yang kosong.

Meja yang di pesan Lita itu, berbentuk lingkaran yang di sini dengan 5 kursi.

"Mana sahabat Bunda?" tanya Fildan saat setelah mendudukkan dirinya. Bingung juga melihat keberadaan Lesty dan lelaki yang seumuran dengan adiknya.

Lita tersenyum penuh arti. Lalu Lita tersenyum menatap Lesty dengan tatapan yang sulit Lesty ketahui.

Otak Lesty sudah banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin dirinya utarakan.

"Ini. Lesty Rakisyi. Anak dari sahabat Bunda, sekretaris kamu dan sekarang jadi sahabat Bunda juga" ujar Lita dengan merangkul Lesty serta senyum penuh arti membuat Fildan harus waspada.

Sedangkan dua remaja yang sedari tadi melihat interaksi mereka hanya berdiam diri. Padahal mereka berpacaran, namun rasanya sungkan jika harus berpacaran di dalam situasi seperti ini, terlebih di pertemuan ini khusus untuk kedua kakak mereka.

cinta MENGAPA gengsi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang