YAMAZA - BAB 16

1.1K 107 140
                                    

"Seaworld?"

Oska mensejajarkan diri dengan Ruby sambil memakai topi dengan posisi terbalik. "Aquarium. Tempat favorit Mbak kalau lagi happy, kan?"

Ruby mendelik. "Apa gue terlihat seperti habis memenangkan lotre?"

"Ngg-enggak, sih. Mbak kelihatan seperti-" Oska memandangi Ruby beberapa saat. "-gadis berkuncir kuda yang saya temui di depan toilet. Datar dan dingin. Beda banget sama bayi manis yang semalam saya antar pulang. Happy dan berbinar hanya karena seekor ikan yang-belum-dikasih-nama berwarna orange."

Bayi manis?

Oska melanjutkan. "Sebenarnya Mbak kenapa? Ada masalah apa lagi?"

Si Bayi Manis mengerjap cepat, berpaling menatap gedung Seaworld. "Lo bawa gue ke sini cuma buat berjemur di parkiran?"

Oska tersenyum merasa Ruby tidak menyukai pertanyaannya. "Ya udah, ayo masuk."

Keduanya berjalan beriringan. Melihat mata gadis itu menyipit dengan kening mengerut, diam-diam Oska berpindah ke sebelah kiri agar Ruby tidak terkena panas.

Gadis itu tidak menyadari. Kepalanya sibuk memikirkan apakah Aquarium adalah tempat yang cocok untuk menenangkan pikiran? Ini tempat ramai. Selalu penuh, sekalipun weekday. Rombongan anak-anak Paud, TK atau Sekolah Dasar sering berkunjung untuk wisata edukasi.

Jangankan menenangkan pikiran, untuk bisa menikmati gerakan lucu ikan-ikan saja mungkin akan banyak gangguan dari pengunjung lain yang-loh, kok sepi?

Tempat ini buka jam 9, sekarang sudah setengah 11, harusnya sudah ramai dengan pengunjung atau pegawai yang berkeliaran akan memberi makan ikan. Tapi ini?

Ruby mengedarkan pandangan, mencari tulisan atau logo apapun untuk memastikan ini Seaworld Bali, bukan goa hantu.

"Aneh."

"Apanya yang aneh?" tanya Oska.

"Tempat ini. Tumben sepi."

"Masih pagi, mungkin."

"Dulu gue pernah datang lebih pagi dan udah banyak orang foto-foto di terowongan berjalan atau siap-siap menonton pertunjukan penyelam di aquarium."

Oska berjalan menuju aquarium besar setinggi atap berisi biota laut dan beraneka macam ikan-ikan berenang. "Saat ini Mbak mau yang mana, sepi atau ramai?"

Ruby mengikuti langkah Oska, menyisiri tepi aquarium, tangannya meraba dinding kaca. "Sepi."

"Berarti rejekinya Mbak Bayi. Malaikat dan ikan-ikan di quarium ini tahu apa yang Mbak butuhkan."

Oska memandangi Ruby yang menggerakan jemari seolah memanggil ikan-ikan agar mendekat. Gadis itu tidak akan tahu kalau lima belas menit yang lalu-saat mobil berhenti di pom bensin-Oska pergi ke toilet untuk menelpon pihak Seaworld agar mengosongkan tempat ini selama dua jam. Oska menyewanya. Beruntungnya dia selalu menyimpan uang saku yang Mama berikan, uang THR lebaran dan uang jajan yang dikirim Abang El atau Eyang Kakung tiap bulan.

Kalau Ruby tidak mau cerita tentang masalahnya, setidaknya dia bisa menyediakan tempat yang membuatnya nyaman untuk melupakan masalah.

Oska duduk di samping Ruby yang terlebih dulu menjatuhkan pantatnya di kursi bahan semen yang dibentuk menyerupai pecahan batu. Ia pikir Ruby akan antusias dengan tempat kesukaannya ini. Kenyataannya gadis itu hanya melihat ikan sebentar, mengedarkan pandangan kemudian berbalik.

"Nggak mau keliling, Mbak? Disana banyak jenis ikan yang lain. Kalau mau foto-foto juga bisa, kebetulan saya bawa kamera."

"Gue disini aja, nggak pa-pa kalau lo mau keliling."

Starlight for YamazaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang