Devan // 41

5.1K 201 59
                                        

Happy reading🤗

Gimana karantina kalian selama lebih dari 2 minggu ini? Apakah bosan?.

Ingin sekolah?🙈.

°°°

Rafael kini sedang duduk di balkon kamar nya. Entah mengapa berada di dekat allisya membuatnya nyaman.

Saat melihat senyuman allisya ia menjadi sangat senang tapi saat melihat kesedihan allisya membuatnya sesak bukan main. Rasa apa ini tuhan?.

"apa gue suka sama dia?"tanya rafael.

Rafael menatap bintang yang sudah berada di langit. "tapi ga mungkin"lanjutnya.

"masa gue suka sih? Tujuan gue awalnya kan buat devan sakit karna gue deket sama ceweknya"

"arghh"

Rafael tak sadar jika kakaknya ardhan sudah menguping pembicaan rafael sendiri itu. Ia tersenyum, adiknya ini sedang jatuh cinta rupanya.

Tapi rafael salah mencintai allisya. Salah besar.

Ardhan meninggalkan kamar rafael dengan mengendap-endap. Takut takut, jika rafael mengetahuinya.

"mending gue ajak allisya jalan aja dah"

Rafael mengambil handphone nya yang berada di atas kasur. Lalu membukanya dan mencari kontak allisya disana. Setelah menemukan ia menelfon allisya.

Jawaban allisya adalah iya, dia mau pergi jalan-jalan bersama rafael.

Rafael mengambil kunci motor serta jaketnya dan mulai berjalan ke arah garasi.

"mau kemana?"tanya ardhan.

Rafael menoleh sebentar lalu tersenyum. "jalan sama allisya"jawab rafael.

"yaudah, jangan pulang malem-malem"ucap ardhan yang diangguki oleh rafael.

Kemana orangtua mereka (rafael dan ardhan) kedua orangtuanya sibuk dengan dunia bisnis hingga mereka lupa dengan adanya anak diantara pekerjaan mereka. Lebih tepatnya mereka lebih memetingkan pekerjaan daripada keluarga. Alasannya haya satu 'papah dan mamah kerja kayak gini juga untuk kalian berdua, jadi mohon hargai posisi papah dan mamah'. Basi!

Kini rafael sudah berada di depan rumah allisya. Saat pintu terbuka tampaklah allisya yang cantio dengan menggunakan jeans putih dengan baju crop-an berwanra pink dan ditutupi oleh cardigan.

Rafael menatap allisya. Kalau boleh jujur allisya sangat cantik.

"rafael"

"ah iya?"

"berangkat sekarang aja yuk, nanti keburu malem"ucap alliasya.

"oke, yuk"

Dua remaja itu membelah jalanan malam yang terlihat ramai dengan anak-anak muda tentunya.

Rafael memberhentikan laju motornya di depan warung pecel ayam kesukaannya.

"gapapa kan makan disini?"tanya rafael. Allisya mengganguk. "gue biasa kali makan disini"

Ini yang rafael suka, allisya adalah gadis sederhana yang mampu memporak-porandakan isi hati rafael hanya dengan kesederhanaannya.

Rafael menggendeng tangan allisya menuju meja tempat makan itu. "pecel ayam nya dua sama es teh manis nya juga dua"ucap rafael.

"baik, silahkan ditunggu sebentar ya mas, mba"tuturnya yang diangguki oleh rafael.

Diujung sana ada seorang perempuan yang sedang merekam kegiatan allisya dan rafael disana.

Lalu memotretnya beberapa kali. Lalu saat semuanya sudah dapat ia tersenyum puas dan meninggalkan area itu dengan mobil nya.

Siapa dia? Apakah kalian tahu?.

Allisya mengecek handphone nya tak ada satupun pesan yang devan kirim untuknya, sebenarnya devan kemana?.

Allisya juga sudah menelfon nya berulang kali namun yang menjawab hanya suara operator saja. Allisya juga sudah menelfon keluarga devan namun tak ada satupun yang menjawab. Saat ia menghampiri kediaman rumah devan pun terlihat sepi seakan-akan tak ada satu pun orang di dalam.

"kemana sih kamu van"gumam allisya pelan.

Tak sadar di meja sebelahnya ada seorang perempuan menggunakan masker yang sedang merekam kegiatan allisya dan rafael. Orang itu adalah kinar. Masih ingat kinar?.

Kinar sengaja tak mendekati devan dengan terang-terangan lagi, tapi ia lebih memilih menggunakan cara halus. Ya seperti ini.

Dibalik masker hitam itu ada sebuah senyuman kemenangan. Dan kinar mengirimkan video serta foto ke devan. Sengaja ia menggunakan nomor barunya agar devan tak mengenalnya.

Kinar meninggalkan meja itu dan langsung pergi ke suatu tempat.

°°°

Disisi lain devan baru saja membuka handphone karna kemarin baterai handphonenya lowbat.

Banyak sekali notifikasi yang membuat devan terkaget, padahal baru malam kemarin ia tidak membuka handphone.

100 panggilan dari mamah.

50 pesan dari papah.

25 panggilan dari ka nanda. 

70 pesan dari gavin.

Devan segera menghubungi nayya. Ia tak menelfon hanya mengirim pesan saja.

Mah, devan baik-baik aja. Maaf ga ngabarin, sekarang devan ada di rumah temen. Devan pulangnya lusa.

Tak berselang lama jawaban dari nayya pun muncul.

Ya allah devan, mamah sama yang lain khawatir sama kamu. Kamu gapapa kan?.

Devan tersenyum, mamahnya sepertinya sangat khawatir. Orang tua mana yang tak khawatir saat anaknya tak pulang dari rumah dan ponselnya tak aktif.

Devan baik mah, tolong bilangin ke yang lain devan baik-baik aja.

Iya sayang. Kamu jaga kesehatan, jangan lupa makan sama sholat juga.

Siap mamah.

Yaudah devan mau makan dulu ya mah, assalamualaikum.

Waalaikumsalam.

Bohong! Devan tak ingin makan ia malah membuka room chat dari nomor yang tak dikenal.

+62×××
Send a pictures and video

Devan yang melihat itu pun kaget. Bagaimana bisa allisya malah berkencan dengan rafael saat dirinya tak ada di indonesia.

Devan langsung membuka room chatnya bersama allisya.

Enak ga lagi makan malam romatis bersama rafael sayang?.

Devan yakin, allisya disana kaget.

Dev aku bisa jelasin ini semua ga seperti apa yang kamu kira.

Devan tersenyum kecut.

Aku pergi karna mau merjuangin hubungan kita, tapi kayaknya kamu ga mau memperjuangkan juga hubungan ini.

Bukan gitu devan.

Kamu have fun ya sama rafael. Semoga bahagia:)

Setelah mengirim pesan itu devan langsung mematikan data seluler handphonenya dan mematikan nya juga.

Kesal, marah, kecewa, sedih, menjadi satu. Melihat allisya yang tertawa bersama rafael membuatnya sakit bukan main.

To be continued

Apakah kisah selanjutnya? Devan marah ga ya? Menurut kalian gimana nih?

Jangan lupa vote and comment

Next? 30 comment!!!!

DEVAN [end✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang