Devan // 50

4.6K 224 14
                                    

Happy reading!!

Kini teman-teman devan sudah berada di dalam kamar inap devan, dengan makanan ringan dan minumannya.

Mereka sengaja membolos demi menjenguk devan, namun percayalah itu semua hanya alibi mereka saja.

Biarkanlah membolos satu hari tak membuat mereka bodoh begitu saja,  bukan?.

"asal lo tau ya van, gue rela ga ikut pelajaran olahraga. Demi lo!"ucap alex.

"alah, itu mah emang maunya lo. Lo emang udah Niat mau bolos, jadi jangan bawa-bawa gue!"balas devan.

Alex menyengir, "iya juga sih"

Sedangkan allisya dkk kini malah sibuk dengan drama korea yang mereka tonton. Allisya yang menonton sambil memakan camilan, allaya yang menonton sambil tengkurap, dan dara menonton dengan banyak bekas tissue yang berada di tangannya. Yang diyakni bekas air matanya.

Memang genre drama itu adalah romantis, jadi mungkin dara terlalu baper hingga menangis. Sama kayak aku:)

"omaigatt gila! Gue baper abisss!!"seru dara.

"demi apa si ini drama bikin gue senyum-senyum sendiri aja"ucap allisya.

"pemainnya cocok, apalagi song jong ki. Ganteng banget"ucap allaya heboh.

"gue rela deh jadi ceweknya, mau dipeluk sama dia tuhan!!!"dara berseru begitu keras.

Hingga beberapa menit kemudian, drama itu sudah habis. Dan itu adalah episode terakhir dalam drama itu.

"yah"seru mereka bertiga sedih.

"ga capek tu mata liat drama mulu?"tanya dareen.

"ga sama sekali"jawab allisya.

"nanti kalo gue ada drama baru, gue share ke kalian"ucap allaya.

"siapp 86!"

"itu baper banget al, sumpah demi apa. Lo kok nemu drama itu darimana?"tanya dara.

"dari sepupu"

"kok gue cari kemaren gaada ya drama itu?"tanya allisya.

"baru ada di aplikasinya sih kemaren malem sya, jadi gue langsung nonton sebagian kemaren. katanya sih bagus, eh ternyata emang bagus!"ucap allaya.

Kini keenam remaja itu menghabiskann waktunya dengan mengobrol-ngobrol ria.

°°°

Kini hanya tersisa allisya dan devan. Keduanya sibuk memgobrol hal-hal tentang universitas.

"semoga kamu cepet sembuh, satu minggu lagi kan ulangan kenaikan"ucap allisya.

"amin"

"jangan lupa minum obat, makan yang teratur, istirahat juga teratur. Jangan ngelakuin hal yang bikin luka kamu tambah basah ya van! Pokonya kamu cukup di atas kasur rumah sakit aja, gaperlu ngapa-ngapain. Kalo ada apa-apa panggil dokter kalau engga telfon aku!"cerocos allisya.

Devan hanya tersenyum, rasanya seperti diperhatikan oleh istrinya, "iya sayang, bawel deh"

"pokoknya inget pesen aku. Aku pulang dulu"

Devan mengganguk, "hati-hati"

Allisya tersenyum sangat manis sebelum pergi dari ruangan devan, "nanti aku kesini lagi"ucap allisya.

"oke"

Setelah allisya pergi devan merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit atap rumah sakit. Senyumnya tak dapat ditahan. Entah mengapa rasanya ia semakin hari semakin mencintainya.

Semoga hubungannya selalu baik-baik saja.

Ya, semoga.

Beralih ke allisya, kinu gadis itu sedanh berada di rumah kakaknya, rivan.

Kini allisya sedang mencium pipi keponakan pertamanya itu, sangat menggemaskan.

"revan kalo udah gede jangan kayak papah ya. Soalnya papah kamu itu rese, jelek, nyebelin. Pokonya kamu jangan kayak gitu"

Entah apa yang dipikirkan allisya, ia berbicara dengan bayi yang beberapa hari yang lalu baru saja hadir di dunia.

Sedangkan revan hanya menatap allisya dengan mata yang indahnya itu. Percayalah siapapun yang melihatnya akan mengatakannya sangat gemas dengan ekspresinya.

"gemes bangett!!"pekik allisya.

"iyalah! Anak gue kalo perlu lo tau"ucap rivan.

"dih, nyambung-nyambung aja"cibir allisya.

"suka-suka gue lah, mulut-mulut gue"

Allisya memutar bola matanya malas, "ck, ya ya. Terserah anda saja tuan rivan yang sok tampan"

"allisya"ucap rivan dengan nada yang sedikit emosi.

Allisya gelagapan, ia langsung berdiri, "ah allisya ke kamar dulu ya kak, nanti kalo ada apa-apa, panggil aja atau engga telfon allisya aja"ucap allisya.

Dengan cepat allisya berlari tanpa menghiraukan rivan.

"udahlah rivan, jangan marah-marah terus. Dia adik kamu loh"ucap putri lembut.

Seketika rivan mulai tenang, emosinya mulai stabil. Dengan langkah kakinya yang lebar ia menghampiri putri yang sedang menyusui revan.

"apa kamu bahagia?"tanya rivan.

Putri tersenyum saat menatap suaminya, "sangat!"

"apa kamu juga bahagia rivan?"

Rivan tersenyum, "apa wajah aku keliatan gak bahagia?"

"aku rasa kamu bahagia, bukan?"

"jelas! Aku sangat bahagia putri. Aku bahagia sama kamu dan anak kita pastinya"

Revan sudah tertidur di dalam gendongan putri, "ayo kekamar, kita tidur. Udah malam"

"siap sayang"

To be continued

Holla guys!! Gimana nih, dikit banget ya??

Ok, kalo dikit mohon dimaafkan ya teman-teman hehe.

Next? Spam comment yang bikin aku semangat yukk.

Dimohon ya kalau kalian ingin berkomentar sebaiknya berkomentar dengan baik. Kalau kalian kurang suka dengan cerita aku sebaiknya jangan dibaca hingga part habis nanti.

Ada satu sampai dua orang yang bilang 'Sumpah, selama gue baca wattpad. Cerita ini paling alay😂' kalian tahu ga sih kalau itu bikin aku down dan sedih. Setelah aku baca komen itu aku ga nulis beberapa hari. Aku jadi males untuk nulis.

Aku gak maksud buat maksa kalian untuk komen yang bagus-bagus. Cuma aku hanya mengingatkan kalau cari ide untuk satu chapter itu susah. Jadi buat kalian tolong hargai😊🙏. Aku susah payah nulis, aku susah payah cari ide. Tapi malah dikomenin kayak gitu.

Mungkin bagi beberapa orang aku terlalu baper, tapi perasaan orang beda-beda kan. Ada yang mungkin nganggepnya cuma biasa aja. Tapi kalau aku engga.

Jadi mohon kerja samanya❤😊

Love my self

DEVAN [end✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang