Devan // 46

5K 211 40
                                        

Happy reading🙈

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI SEMUANYAA!! mohon maaf lahir dan batin🙏✨

Aku niatnya mau cepetin di chapter selanjutnya. Biar devan dan kawan-kawan langsung graduation aja, menurut kalian gimana? .


Pengen aja sih aku cepetin hehe

Itu belum fiks aku mau cepetin, baru omdo doang ehehe. Tapi maunya sih gitu kalo aku

°°°

"sial! Kenapa bisa si ardhan temenan lagi sama devan"

"denger-denger sih ceweknya itu belum meninggal, terus sekarang dia ada di indonesia"

"bangsat!"

"rafael gimana?"tanya elang guntur. Orang yang mengadu domba ardhan dan devan.

"gatau gue lang, kayaknya sih dia udah ga mau ngancurin devan lagi"

"kenapa bisa gini sih! Ancur rencana gue!"decak elang.

"atur rencana lagi, gue ga mau tau, devan harus hancur sehancur-hancurnya"

"siap lang! Gue kasih tau ke yang lain"

Elang tersenyum misterius. "tenang aja devan, gue masih punya banyak kejutan untuk lo"ucap elang.

Elang malah pergi ke suatu cafe. Entah, ia hanya ingin kesana untuk meminum secangkir moccancino.

Tiba-tiba matanya melihat devan bersama seorang perempuan. Ia yakin itu pasti kekasih devan.

Tapi elang melihat satu perempuan yang memperlihatkan devan dan allisya dengan tatapan tak suka.

Elang berjalan menghampiri orang itu. Lalu menepuk bahunya. "siapa lo?"tanya elang.

"lo kok liat devan kayak gitu?"tanya elang lagi.

"apa urusannya sama lo?"tanya kinar.

"gue, gue ga suka sama devan. Lo juga ga suka kan sama ceweknya. Gimana kalo gue dan lo kerjasama buat hancurin mereka"tawar elang.

Kinar tersenyum sinis. "boleh"

"gue elang"

"kirana panggil aja kinar"

"oke, gue minta no handphone lo biar nanti gue bisa ngasih tau rencana gue"ucap elang. Lalu kinar mengetikan nomor handphone nya di handphone elang.

"gue tunggu rencana lo, gasabar banget gue mau ngancurin mereka"ucap kinar.

"calm down, santai aja"

Elang tersenyum penuh kemenangan. "hahaha, gue bakal hancurin lo van! Ingat itu!"gumam elang.

Elang. Membenci devan karna setiap kali devan dan ia bertarung atau balapan. Devan selalu menang, dan itu membuat elang merasa dendam, tak suka, dan akhirnya seperti ini.

"bagus, cewek itu kayaknya bener-bener bisa gue jadiin budak"gumam elang lagi.

Entah, devan punya berapa banyak musuh di dunia ini. Intinya selalu saja ada yang menggangunya.

°°°

Setelah mengantarkan allisya ke rumahnya. Devan langsung menancapkan gasnya. Menuju rumahnya.

Selama diperjalanan, pikiran devan membelah menjadi dua. Takut jika ada orang yang menggangu hubungannya dengan allisya.

Devan yakin. Pasti nanti ada sesuatu yang akan terjadi, dan berkaitan dengan dirinya.

Namun untuk saat ini devan belum bisa memastikan apa itu.

Devan masuk ke dalam rumah. Lalu merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya. Lelah? Tentu, tapi saat melihat senyuman allisya, semuanya hilang begitu saja.

Beralih dari devan, kini allisya sedang membersihkan tubuhnya, mulai dari membersihkan make up, berganti pakaian, sikat gigi dan cuci muka.

"gue berharap semoga gue sama devan bisa sama-sama terus, apapun yang terjadi nantinya"gumam allisya.

Allisya membuka handphone nya. Lalu membuka aplikasi instagram. Dan menscrollnya. Berharap menemukan yang menarik namun sebaliknya.

Tokk ... tokk

Suara jendela kamar allisya diketuk. Siapa malam-malam begini. Tak mungkin devan juga.

Dengan perlahan, allisya berjalan mendekat ke arah jendela saat tirai itu ia buka sedikit tak ada orang. Tapi ada satu kotak, allisya takut.

Dengan segera ia menelfon devan. Takut jika itu adalah benda teror-an.

Allisya membuka kotak itu perlahan. Dan benar saja ada sebuah kain putih dengan tulisan merah 'lo jauhin devan! Atau lo tau akibatnya!' benar saja kan dugaan allisya.

Dengan cepat ia masuk ke dalam kamarnya sambil menangis. Tiba-tiba devan datang.

"kenapa sya? Hei?"tanya devan.

"i–itu teror-an lagi van hiks"

Devan membawa allisya kedalam pelukannya. "tenang dulu"

Allisya malah semakin memangis. "takut van, takut kalo kamu kenapa-kenapa nanti"

"sttt, engga sayang, jangan berpikiran kayak gitu"

"udah kamu tidur aja, barang itu udah aku buang"ucap devan.

Devan pun kaget saat melihat isi kotak itu. Siapa juga orang yang mengirim itu.

Devan perlahan menidurkan allisya. Lalu memeluk nya, dan menyenderkan kepala allisya di dadanya. Dan devan mengelus rambut allisya.

"good night sweetie"

Devan mengecup pucuk kepala allisya lama.

"aku pulang yah, ini udah malem"ucap devan. Namun tak dijawab oleh allisya. Karna allisya sudah terlelap.

To be continued

Iya tau ini garing. Gaada ide banget sumpah tapi aku paksain buat ngetik, jadi gini deh:).

Menurut kalian cerita ini selesainya di chapter berapa?.

Kalau 50 chapter?? Tambah eksta part 3 gimana??.

Atau 55 chapter?? Ekstra part nya 2??

Atau kalian mau comment, menurut kalian harus berapa? .

Kalo aku kayaknya habisin cerita ini 55 chapter + eksta part nya antara 2 dan 3.

Next? 40 comment ya!!!!

DEVAN [end✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang