Devan // 58

4.1K 194 38
                                        

Happy reading!!

Jangan lupa vomment!

Allisya bangun dengan muka bantal dan mata sembabnya, semalaman ia menangise membuatnya lelah juga.

Lalu ia berjalan ke arah kamar mandi dan melakukan mandinya seperti biasa. Setelah selesai ia menggunakan baju dan make up tipis.

Hari ini ia libur kuliah, bukan libur tapi meliburkan diri.

Ia tak ingin berangkat kuliah dengan kondisi mata sembab seperti ini. Jadilah ia meliburkan diri.

Salah satu teman kampusnya kemarin bertanya, mengapa tidak masuk? Allisya menjawab karna ada urusan keluarga yang tidak bisa ditunda.

Allisya menyalkan handphone nya. Ah, ia lupa kemarin handphone nya lowbat, dan allisya lupa mencargenya.

Saat ia membuka handphone itu banyak pesan yang masuk ke notifikasi handphone nya.

50 panggilan tak terjawab dari Devan.

85 pesan belum dibaca dari Devan.

2 pesan belum dibaca dari Dara.

5 panggilan tak terjawab dari Allaya.

2 pesan dari nomor tidak dikenal belum dibaca.

Allisya malah membuka pesan dari nomor yang tidak dikenal itu.

Unkonwn
Gimana fotonya? Masih mau sama cowok lo yang udah gue pake?

Ternyata itu nomor seseorang yang kemarin mengirimi foto yang tak senonoh.

Dengan lincah Jari-jari allisya menjawab pesan itu, tanpa rasa takut juga tentunya.

Berarti lo suka dipake orang dong?

Tak lama kemudian ada satu pesan lagi yang masuk, saat membaca allisya tersenyum kecil.

Unknown
Maksud lo apa?

Dibayar berapa sama devan hah? Sampe mau jadi jalangnya?

Allisya kemudian keluar dari percakapam nomor tak dikenal itu dan membalas pesan dari Dara.

Dara
Gue ke rumah lo nanti, jam 10 sama allaya.

Oke.

Allisya malah tak membalas pesan dari devan. Ia membiarkan itu saja. Rasa sakit akibat foto itu masih membekas di hatinya.

Daripada memikirkan devan lebih baik ia membersihkan kamarnya. Agar terlihat rapi dan wangi.

Dimulai dengan memberesakan kasurnya dan sampah snack dan tissue akibat menangis kemarin.

Dilanjut dengan mengelap meja, membersihkan buku-buku agar tidak tertempel debu. Dan menyapu, selanjutnya mengepel lantai kamarnya.

Tak lupa juga ia mengelap kaca jendela kamarnya dan membuka tirai kacanya agar cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya.

Akhirnya, kamar allisya sudah rapih, bersih, dan wangi.

Allisya turun dari kamarmya dan melihat sang ayah tengah menonton televisi yang ditemani dengan secangkir kopi.

"mamah mana pah?"tanya allisya saat sudah mendaratkan bokongnya di samping ayahnya.

"arisan sama ibu-ibu disini"

"kamu baru bangun?"tanya fadli.

Allisya mengambil camilan yang berada di depannya, "udah dari tadi, cuma allisya beres-beres kamar dulu jadi lama"

Fadli tersenyum, "rajinnya"

Allisya tersenyum bangga, "iya dong, biar kamarnya wangi terus"

"papah ga kerja?"

"cuti sehari, pengen berdua sama mamah dulu"ucap fadli.

Allisya tertawa, "bisa aja!"

"gimana sama devan sayang? Masih baik-baik aja kan?"

Seketika wajah allisya berubah menjadi sendu, "baik-baik aja kok!"bohongnya.

Fadli mengelus rambut allisya, "baguslah kalau begitu"

"aku mau ke depan dulu ya pah, dara sama allaya mau dateng katanya"ucap allisya.

Fadli menggangukan kepalanya dan tersenyum, "iya"

Allisya menunggu kedua sahabatnya itu di teras rumah. Sedari tadi handphone nya berbunyi karna panggilan dan pesan dari devan.

Allisya sempat membuka pesan devan dan yang terakhir kali ia baca adalah 'aku ada salah?'. Jelas ada, itu jawaban allisya. Tapi allisya tidak menjawab pesan itu sampai sekarang.

Tiba-tiba gerbang dibuka oleh satpam yang bekerja di rumah allisya. Dan masuklah mobil yang sangat dikenali oleh allisya, itu mobil allaya.

Dan benar, kedua sahabatnya itu turun dari kursi kemudi dan penumpang.

"ayo masuk"ajak allisya.

Keduanya mengganguk saja dan berjalan di samping kanan dan kiri allisya. Dara dan allaya menyalimi fadli terlebih dahulu lalu mereka masuk ke dalam kamar allisya.

"ada apa?"tanya dara. Pasalnya allisya meminta keduanya untuk datang.

"boleh gue curhat?"tanya allisya.

Dara dan allaya mengganguk sambil mengunyah camilan yang sudah disediakan oleh allisya.

Setelah itu allisya membuka handphone tanpa berbicara yang membuat dara dan allaya sempat bingung. Katanya mau curhat, batin dara.

Allisya menunjukan foto devan dan perempuan itu ke dara dan allaya.

Dara dan allaya membuka mulutnya tak percaya, "i–ini devan?"

Allisya hanya mengganguk, lalu tak lama air matanya turun begitu saja.

"kok bisa?"tanya allaya lembut. Dibanding dara, allaya paling mengerti perasaan.

"gak tau, tiba-tiba gue dapet itu aja hiks"entah sejak kapan isakan mulai tersengar dari mulut allisya.

"brengsek emang!"maki dara.

Allaya memeluk allisya, "udah jangan dipikirin terus-terusan, nanti lo malah sakit"ucap allaya.

"gue harus apa?"tanya allisya lirih.

Dara dan Allisya saling pandang sejenak, seolah mencari jawaban yang paling pas untuk saat ini, "udah, lo tenangin diri dulu"ucap dara.

Allisya masih terus saja memangis, "apa satu tahun gue nunggu dia itu kurang?"tanya allisya parau.

"terus lo mau gimana sekarang?"tanya dara.

"putus"

Devan Angga Avriliano

Devan Angga Avriliano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued

Cakep kan? Jelas atu itu kan pacar aku:)

Hayoo, mau putus kan Akhirnya.

Satu kata untuk Celline??

DEVAN [end✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang