Devan // 47

4.4K 210 25
                                    

Happy reading!!!

Elang dan kinar, dua orang itu kini sedang duduk di suatu tempat. Lebih tepatnya cafe yang baru-baru saja buka Akhir-akhir ini dan menjadi tempat nongkrong baru bagi kaum milenial seperti keduanya.

"apa rencana lo?"tanya kinar.

"santai nar, gue punya rencana yang paling perfect gue yakin lo juga seneng dengernya"ucap elang.

"apa rencana lo apa?"tanya kinar antusias. Sepertinya obesesinya ini membuatnya buta akan kenyataan yang sebenarnya.

Elang mendekatkan wajahnya ditelinga kinar dan membisikan rencanannya secara rinci.

"gila, bagus-bagus"puji kinar setelah mendengar bisikan rencana elang.

"jelas"

"secepatnya gue minta lo lakuin ini, biar tu cewek takut"ucap elang yang diangguki oleh kinar.

Kinar, kinar, seberapa bodohnya sih lo. Lo itu cuma gue jadiin budak aja. Tapi walaupun begitu lo tetep berguna. Batin elang

Elang adalah tipikal orang yang tak akan menyerah sebelum apa yang diinginkannya tercapai, walupun harus memakai cara yang salah pun tetap ia lakukan.

Seperti saat ini, elang ingin sekali devan itu hacur melihat allisya yang tersiksa dengan rencananya nanti, mungkin itu sesuatu hal yang membuatnya senang.

Katakan lah elang psikopat, sangat kejam. Apalagi yang akan menjadi korbannya adalah perempuan yang tak tau apa-apa.

Tak jauh berbeda dengan kinar. Kinar hanyalah obesesi semata, tak mungkin jika seseorang sedang jatuh cinta ia akan melakukan hal yang membuat orang yang ia cinta malah membencinya.

Kinar tak berfikir resiko apa yang akan ia dapat suatu hari nanti.

Mereka berdua sama-sama egois, mementingkan perasaan sendiri tanpa memakirkan perasaan orang lain.

°°°

Kini beralih kepada devan dan allisya. Sedari tadi devan selalu menjaga allisya kapan pun dan dimana pun.

Devan sangat takut jika suatu waktu saat dirinya tak berada di sisi allisya ada sesuatu hal yang tak diinginkan malah terjadi.

"kamu makan dulu van"

"iya"

Devan dan allisya memakan pasta buatan allisya. Devan akui, masakan allisya sangatlah enak dan menggugah selera.

Allisya melihat piring devan sudah hampir habis. "mau tambah?"tawar allisya.

"boleh?"

Allisya terkekeh pelan. "boleh lah, sini aku ambilin"

Allisya menaruh pasta didalam piring devan. Lalu devan memakannya lagi dengan lahap.

"pelan-pelan devan"tegur allisya.

Devan hanya cengegesan.

Allisya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku devan. Lalu tangannya mengambil gelas dan menuangkan air putih.

"nih, minum"

"terimakasih sayang"balas devan.

"sama-sama"

Devan meminum habis air putihnya lalu tangannya mengusap perutnya. "ahh, kenyang banget"ucap devan.

"gimana ga kenyang, makan pasta dua piring"sindir allisya.

"lagian kamu masaknya enak banget, aku jadi pengen nambah terus"elak devan.

"bilang aja kamu yang doyan devan, devan"

"itu sih salah satunya heheh"

"aku pulang dulu ya, mau ambil baju. Kan orangtua kamu lagi di rs nemenin kak putri yang abis lahiran. Nanti aku ajak yang lain juga"ucap devan.

"oke! Kamu hati-hati"

Devan mengambil jaketnya dan berjalan ke luar rumah, lalu menyalakan mesin motornya meninggalkan kediamaan allisya.

Sepeninggalan devan, allisya kini sedang membersihkan meja makannya. Ia menaruh piring kotor dan mencucinya.

Memang allisya ingin menjaga rumahnya. Takut jika ada maling, walaupun sudah ada satpam yang menjaga.

Setelah selesai mencuci piring allisya menuju ruang televisi. Ia menyalakan televisi dan menonton serial komedi yang sedang tayang live.

Tok... Tok... Tok

Suara pintu diketuk itu membuat allisya bangkit dari duduknya. Apakah devan? Tapi ia baru saja pergi.

Tanpa ragu allisya membuka pintu dan terpampang lah seseorang dengan pakaian serba hitam dan topeng tentunya.

Saat allisya hendang berteriak minta tolong tiba-tiba mulutnya dibekap oleh sebuah sapu tangan dan langsung tak sadarkan diri. Iya, sapu tangan itu sudah siberi obat bius.

Seseorang itu langsung membawa allisya menuju mobilnya.

Kalian bertanya dimana satpamnya? Satpam itu sudah pingsan juga karna sapu tangan itu juga.

Sebuah senyuman sinis tercetak di bibir itu. Sangat mengerikan sekali.

°°°

Devan kini sudah berada di depan rumah allisya. Devan heran kenapa pintu rumah itu terbuka.

Devan kini mengecek kedalam rumah dan tak menemukan allisya. Yang devan temukan hanya televisi yang masih menyala.

Dengan panik devan menelfon rivan dan rivan menjawab allisya tak ada di rumah sakit.

Lalu devan juga menelfon dara dan allaya. Dan jawabannya juga sama tak ada.

Saat devan ingin mencari allisya namun suara handphone nya membuatnya berhenti sejenak.

Unknown
Datang ke jalan cempaka, kalo mau cewek lo selamat.

Tanpa ba bi bu devan langsung berjalan ke arah motornya. Namun kedua sahabatnya sudah berada di depan gerbang rumah allisya.

"allisya diculik"ucap devan panik.

"hah?! Kok bisa?!!"

"gue ga tau, gue mau ke jalan cempaka"

"stop dulu man, lo pikir kalo lo kesna sendiri lo bakal bisa selamatin allisya?"tanya alex.

"terus gue harus gimana?"

"lo kesana sama dareen, gue kesana bawa polisi"ucap alex.

"oke"

Devan sudah berada di jalan cempaka. Jalan ini sangat sepi, apakah allisya memang ada disini?.

Dareen berada jauh dibelakang devan, dengan tujuan agar tidak diketahui dan dicurigai.

Unknown
Gedung kosong sekarang.

Devan melihat kesekeliling jalan itu dan menemukan gedung kosong yang sangat luas.

Dengan cepat devan masuk ke dalam gudang itu dengan perlahan-lahan. Dan devan melihat satu ruangan dengan pintu terbuka. Tanpa pikir panjang devan langsung mendorong pintu dengan keras.

BRAKK!!!

"DEVAN!!!"teriak allisya.

To be continued

Sengaja gantung wkwkwkw.

Next ga nih?? Next spam comment Yuu.

Terimakasih buat kalian yang udah nyemangatin aku buat lanjut cerita ini. Jujur itu buat aku semangat buat nulis lagi heheh😭❤.

DEVAN [end✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang