3. Fikran Gadzi Al Muhammad

1.1K 83 0
                                    

~~~~•••~~~~

MENJADI orang yang bermanfaat bagi orang lain pastinya menjadi suatu keinginan setiap orang. Ketika seseorang mendapatkan sebuah amanah maka seseorang itu akan berusaha atau akan melakukan sesuatu sebaik mungkin agar tidak mengecewakan orang lain. Bukankah begitu?

Seperti halnya putra pertama dari mantan bos perusahaan usaha pembangunan itu, Gadzi. Yang sekarang ini sudah menggantikan posisi Ayahnya sebagai CEO muda di perusahaan Ayahnya. Dan ia sudah melakukan ini sekitar dua tahun sejak ia menyelesaikan strata satunya. Dan kini ia sedang mengejar S-2nya yang belum lama.

Meski begitu, Gadzi sangat pandai membagi waktu antara kuliah dan memimpin rapat di kantor. Ia adalah tipe orang pekerja keras dan siapa pun yang melihatnya pasti akan terkagum.

Usianya baru sekitar dua puluh lima tahun. Selain menjadi CEO, Gadzi juga memiliki gelar hafidz. Tampan, mapan beriman. Pastinya banyak kaum hawa yang menginginkan itu. Dan sepertinya itu semua ada pada diri seorang Fikran Gadzi Al Muhammad.

Gadzi ini juga aktif dalam organisasi kemanusiaan dan kebetulan ia juga adalah ketua dari komunitas itu, namanya KCS-Komunitas Cinta Sesama.

Bersama sahabatnya Gadzi ini selalu mengadakan event-event. Terkhusus di panti asuhan. Selain untuk mengisi waktunya jika luang, kegiatan ini ia tujukan untuk dirinya agar menjadi manusia yang bermanfaat.

Tiba-tiba Gadzi menghentikan mobilnya di pinggir jalan setelah melihat dua orang anak kecil dengan pakaian lusuh yang duduk di trotoar jalan. Sepertinya mereka ini kakak beradik. Gadzi melihat salah satu dari anak itu menangis memegangi perutnya.

"Kenapa berhenti, Bang?" Tanya Agna, adik laki-lakinya.

"Sebentar," katanya singkat kemudian keluar mobil dan mendekati dua anak itu.

"Dek .. Sedang apa disini?" Tanyanya lembut kepada anak itu.

"Mau cari uang, Kak."

Mendengar jawaban itu Gadzi terenyuh. Anak seusianya tidak pantas mencari uang sendiri. Dimanakah orang tuanya?

"Adek, sudah makan?" Tanya Gadzi lagi. Kedua anak itu menggelengkan kepalanya pelan.

"Em .. Sebentar," Gadzi beranjak lagi mendekati mobilnya.

"Dek, ambilin kotak itu!" Gadzi menunjuk sebuah kotak berisi makanan yang baru di belinya. Sebenarnya makanan itu untuk makan malam Agna.

"Loh, itu kan punya Agna, Bang."

"Nanti Abang beliin lagi, kasian mereka..."

"Ya udah deh, nih," Agna menyodorkan kotak tadi. Meski tidak banyak harapannya bisa mengganjal perut anak itu.

Diam-diam Agna mengikuti langkah Abangnya yang kembali mendekati dua anak kecil tadi.

"Dek, ini ada sedikit makanan dari Kakak. Dimakan ya!" Kata Gadzi sambil memberikan kotak makanan itu.

"Bang, ini minumnya sekalian aja .. Dek, ini minumnya, jangan lupa baca doa," kata Agna. Meski awalnya ia enggan memberikan makanan itu untuk mereka tapi pada akhirnya ia juga memberi sekaligus dengan minumannya. Gadzi tersenyum kala itu.

"Kalau begitu Kakak pulang dulu ya," kedua anak itu mengangguk sambil memakan makanan yang diberikan oleh Gadzi. Kemudian Gadzi dan Agna melangkah pergi meninggalkan dua anak tadi yang sedang makan dengan lahap.

"Jadi, mau beli lagi?" Kali ini Gadzi menawari Agna untuk membeli makanan yang sama sebagai penggantinya.

"Nggak usah, Bang. Lagian tadi Ibu kan udah masak. Nggak kebayang kalau Agna yang kaya mereka. Kasian..." Kata Agna yang matanya masih belum lepas memandang dua anak kecil tadi.

Satu Shaf di Belakangmu [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang