14. I S L A M

625 40 2
                                    

~~~~•••~~~~

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللّٰهِ الْإِسْلَامِ

Sesungguhnya agama yang di sisi Allah adalah Islam.” - (Q.S. Ali Imran : 19)

~~~~•••~~~~

INDONESIA. Apa pandanganmu tentang Indonesia, negara kita tercinta ini? Keberagaman atau heterogenitas. Salah satunya adalah agama atau keyakinan. Kita tidak pernah salah untuk memilih agama yang kita yakini. Bahkan tidak ada keterpaksaan untuk itu. Tapi dengan adanya keberagaman ini kita sangat perlu mengedepankan rasa toleransi dan saling menghargai satu sama lain dalam perbedaan.

Sebagai seorang sahabat yang baik untuk Zahra meski ia umat Kristiani, tapi Rheina sangatlah mengedepankan toleransinya. Bahkan selama bertahun-tahun dua kaum hawa itu menjalin persahabatan tidak pernah menemui perselisihan apa pun. Padahal, dalam segi keyakinan pun mereka sudah berbeda.

Tapi di satu sisi selain menjadi umat Kristiani yang taat, sesekali Rheina terbesit keinginan untuk berpindah agama. Namun, hidayahnya belum juga menghampiri.

Sampai malam ini pun ia bermimpi menjadi seorang Muslimah. Begitu cantiknya ketika ia berdiri di depan kaca cermin yang memantulkan sosok dirinya mengenakan pakaian sesuai syari'at Islam. Hingga tekadnya telah bulat untuk segera mengenal apa agama yang baik di mata Tuhan.

Ia bergegas menuju kamar mandi setelah menyibakkan selimut tebalnya untuk membersihkan diri. Memoles sedikit wajah Chinesenya. Nampaknya ia bangun sedikit terlambat, sampai belum membuatkan sarapan untuk Papa. Rheina terlalu menikmati mimpi yang menurutnya begitu indah untuknya.

"Pa....." katanya menatap nanar Erik setelah mendapatinya sedang menikmati nasi goreng sederhananya.

"Sini, sarapan..."

Bersalah pastinya. Sampai-sampai pagi ini papa sudah memasak nasi goreng sederhana itu untuk sarapan. Bahkan satu porsi yang lain disiapkan untuk Rheina.

"Papa kok nggak bangunin Rheina, sih?" Kata Rhein malas sambil meletakkan pantatnya di kursi sebelah Papa.

"Nggak tega mau bangunin putri cantik Papa. Habisnya kamu tidur pules banget, hehe...."

"Ya...tapi nggak begitu juga, Pa. Kan ini nggak seharusnya dilakuin Papa kalau Rheina aja ada di rumah, tidur lagi....Rheina udah gede, Pa..."

"Nggak papa sekali-kali Papa masakin buat kamu. Cobain dong nasi gorengnya!" Ujar Papa dengan nada ceria.

Tidak memerlukan waktu lama untuk mereka menghabiskan nasi goreng yang cukup lezat itu sebagai masakan perdana Erik di rumah. Tapi sebenarnya Erik sudah terbiasa melakukan ini ketika bekerja di kantor, mengingat sekarang dirinya adalah seorang office boy.

Rheina memutar gas skuternya dengan kecepatan rata-rata. Erik menatap punggung Rheina yang semakin menjauh dengan tatapan pilu. Sebentar lagi putrinya akan menjadi seorang sarjana, tidak lebih dari satu bulan ini.

Dan hal yang dilakukan Erik tetaplah sama. Berbohong seperti sudah menjadi rutinitasnya. Terutama pada putri semata wayangnya itu. Tapi ini semua ia lakukan demi kebaikannya dan Rheina agar tidak memutuskan asa Rheina meraih mimpinya menjadi seorang sarjana.

Kampus sudah mulai ramai dengan lalu lalang mahasiswa. Tapi Rheina belum juga mendapati tanda-tanda datangnya sahabat sejatinya. Sampai sepuluh menit berlalu, terlihat seorang wanita dengan pakaian sederhananya dan jilbab yang selalu menutup seluruh tubuhnya melambai ke arah Rheina dengan senyuman yang menenangkan.

Satu Shaf di Belakangmu [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang