16. Terbongkar [1]

616 40 0
                                    

~~~~•••~~~~

HARI dimana ketegangan dan rasa dag dig dug itu sudah berakhir. Menjadi seorang sarjana sebagai impiannya sudah dicapainya. Meski Erik rela membanting tulang dan terus berusaha mengemas dengan rapi rahasianya selama ini demi impian Rheina. Hebatnya single parent itu, rahasianya tak pernah mendapat curiga sedikit pun dari Rheina.

Pelataran bangunan megah itu sedang ramai. Hari ini adalah hari dimana wisuda para sarjana yang telah usai beberapa menit yang lalu.

Kehadiran keluarga memang sangatlah diharapkan Rheina pada event itu. Tapi apa daya, Rheina sekarang hanya memiliki Erik, Papa satu-satunya. Sedangkan mamanya yang sudah bercerai dengan papanya hilang entah kemana. Janjinya yang pada akhirnya tak juga ditepati.

10 years ago

Gadis berusia dua belas tahun itu sedang menyaksikan video betapa meriahnya acara pelepasan mahasiswa pra sarjana di laptopnya.

"Ma...waktu itu oma sama opa datang?" Tanya polos gadis itu pada mamanya yang juga terlihat dalam video itu. Mengenakan toga kebanggaannya.

"Iya....oma sama opa datang, bahkan papamu juga datang loh.....terus mama dikasih buket bunga gedeeee banget...." kata mamanya menceritakan.

"Waktu itu papamu masih jadi pacar mama, Rhein...."tambahnya yang membuat gadis itu manggut-manggut.

"Em.....Rhein pengen deh, kaya gitu...." Mamanya tersenyum. Artinya Rheina mengharap kehadiran orang tuanya untuk turut menyaksikan kelulusan pendidikan terakhir Rheina.

"Iya, sayang. Kamu berdoa saja, biar nanti ketika kamu wisuda papa sama mamamu masih sehat dan bisa hadir mendampingi kamu....."

"Mama janji ya......"

"Iya, mama janji," katanya seraya mengacungkan jari kelingkingnya pada putrinya.

Now

Pada nyatanya, Tuhan seperti tidak memihak pada Rheina. Mamanya pergi dengan meninggalkan janji yang sejak lama Rheina tidak sabar menunggu hari ini. Berfoto bersama papa dan mama dengan ia yang mengenakan pakaian toga kebanggaannya. Tapi semua itu hanya angan.

"Rheina!!"

"Zahraaaa...... congratulations and happy graduation, dear," katanya seraya memeluk erat sahabatnya sejak kurang lebih delapan tahun lalu.

"Om..." sapa Zahra dengan menelangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada pada Erik yang tengah berdiri tegap dengan jasnya di samping Rheina. 

Wajah Erik terlihat bingung melihat gadis cantik itu.

"Zahra Om, om Erik lupa sama Zahra?" tanyanya terkekeh.

"Astagaa....Om pangling. Cantik sekali. Lama juga Om nggak jumpa denganmu, Nak. Sibuk."

"Yee, dari dulu Zahra memang cantik, Pa." Kata Rheina sambil mecolek bahu Zahra. Zahra hanya tersenyum malu mendengar ucapan Rheina yang memujinya.

"Iya, Om. Zahra juga jarang sekali main ke rumah Rheina, banyak tugas. Padahal Rheina sering ke rumah,"

Terlihat sepasang suami istri berjalan ke arah mereka yang sedang berbincang-bincang. Rupanya mereka adalah orang tua Zahra yang baru saja menemui teman kuliah Abi dan Umi dulu.

"Rheina...." Sapa Umi. Sementara Abi Zahra dan Papa Rheina saling bersalaman.

Meski persahabatan Rheina dan Zahra sangat kental, tapi orang tua mereka jarang bertemu. Bahkan bisa dibilang baru dua kali mereka bertemu.

Satu Shaf di Belakangmu [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang