Saat Marah Pada Diri Sendiri

6 0 0
                                    

Ketika orang lain melakukan sesuatu yang salah pada kita, adalah sebuah hal yang wajar jika kita marah. Siapa yang berbuat salah, maka dia yang akan kena marah. Itu artinya juga sesuatu yang memungkinkan jika kita marah pada diri kita sendiri. Hal itu terjadi ketika kita merasa ada sesuatu yang salah atau tidak memuaskan dengan apa yang telah kita lakukan.

Marah adalah sebuah ekspresi ketidakpuasan dan kekecewaan. Ada yang menggambarkan kalau kemarahan itu seperti api. Kemarahan bisa saja dipendam, tapi suatu saat akan meledak juga, seperti bom.

Meskipun banyak orang tidak suka dengan kemarahan, tapi hal ini merupakan sebuah bentuk perasaan yang wajar. Seseorang patut memiliki kemampuan untuk mengelola kemarahannya sendiri agar dia tidak memiliki permasalahan dengan kehidupan sosialnya. Ada saatnya dia marah, ada saatnya dia tahu cara yang baik untuk marah, ada saatnya dia harus meredam itu semua.

Korek api penyulut kemarahan tidak selalu dipegang orang lain. Akan ada suatu saat dimana kita merasa ingin marah pada diri sendiri. Mungkin karena kita merasa tidak berhasil menjadi seperti harapan orang tua. Mungkin karena semua hal yang telah kita rencanakan tidak bisa berjalan dengan baik. Sehubungan dengan hal itu, alangkah baiknya jika kita bisa mengetahui lebih dini kemunculan perasaan marah pada diri sendiri ini. Dengan apa? Berpikir dulu sebelum bertindak (baca:marah).

Sayangnya, tidak semua orang mau mengakui diri sendiri sebagai sumber kemarahan tersebut. Orang sering mencari kambing hitam. Daripada menyalahkan diri sendiri, orang sering menganggap semua kesalahan itu berasal dari luar. Otomatis faktor luar itu berubah menjadi penyebab dan target kemarahan. Hal ini terjadi pada orang yang begitu emosional.

Apakah ini buruk?
Tentu saja. Menjadi orang yang marah, sama dengan menjadi orang yang tidak disukai. Selain itu, dengan menempatkan sumber kesalahan pada orang/hal lain, maka akan menutup kemungkinan untuk memperbaiki diri sendiri. Akibatnya, kesalahan dan kemarahan yang sama akan terus terjadi.

Kawan,
Sebuah kemarahan kepada diri sendiri adalah milik diri sendiri, jangan berikan kemarahan itu kepada orang lain. Jadikan kemarahan itu sebagai alat untuk memperbaiki, bukan untuk merusak. Selain itu, jangan pula menjadi orang yang mudah kalah terhadap rasa marah itu sendiri.

[Non Fiction] Menjadi Lebih BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang