Mengharap yang Terbaik, Mempersiapkan yang Terburuk

7 0 0
                                    

Masa depan adalah misteri. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Meskipun kita sudah merencanakan sesuatunya dengan matang, berbagai faktor yang membuatnya berubah akan selalu ada. Di dalam masa depan itu akan ada masa dimana kita bahagia, begitu juga sedih. Oleh karena itu, tetaplah terjaga.

Seorang anak baru saja mengirimkan hasil karyanya pada sebuah kompetisi menulis. Kali ini dia merasa yakin akan mendapatkan peringkat karena dia merasa tulisannya ini sangat bagus. Dia terus menunggu hingga hari pengumuman pemenang tiba. Namun, suatu saat dimana dia membayangkan senyum terlebarnya, saat itulah dia harus tunduk dalam keterpurukan. Dia kalah.

Kita pasti sering mendengar ungkapan "Manusia yang berusaha, Tuhan yang memutuskan". Memang itulah kehidupan yang kita jalani. Kita selalu dituntut untuk bergerak dan melakukan yang terbaik, membuat rencana-rencana yang sesuai dengan keadaan kita, membuat daftar aktivitas dan hal-hal menyenangkan lainnya. Akan tetapi, tidak semua rencana itu akan benar terjadi. Ketika kita mendapatkan sebuah kenyataan, saat itulah Tuhan menjawab.

Mengharapkan yang terbaik dan mempersiapkan yang terburuk. Hal ini akan menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan kita. Dengan memiliki harapan, kita terpacu untuk meraihnya. Kita akan menjadi manusia yang melakukan usaha terbaik untuk mencapai harapan tersebut. Sebaliknya, kita akan merasa bahwa kehidupan datar. Dan pada akhirnya, kita tidak berusaha mengoptimalisasi diri kita. Kita pun menjadi manusia yang statis.

Akan tetapi, harapan yang tinggi itu perlu disertai dengan persiapan akan hal yang buruk. Meskipun tak seorang pun menginginkannya, misteri masa depan selalu memberikan kemungkinan akan adanya hal tersebut. Mempersiapkan diri untuk ketidakbahagiaan itu akan membuat kita menjadi seorang yang lebih kuat ketika sesuatu itu datang menghantam. Sedia payung sebelum hujan. Itulah peribahasa yang menggambarkan hal ini.

Kawan,
Memandang harapan tanpa siaga hanya akan membuat jatuh kita terasa lebih sakit. Dan siaga tanpa memandang harapan hanya akan membuat kita terikat pada ketakutan. Oleh karena itu, marilah kita terus melangkah dan mempersiapkan semua kemungkinan. Kita akan menjadi manusia yang mantap.

[Non Fiction] Menjadi Lebih BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang