Tentang Mengecewakan dan Dikecewakan

4 0 0
                                    

Kecewa adalah salah satu bentuk perasaan yang tidak menyenangkan. Tak seorang pun ingin merasakan kecewa. Mungkin penyebab dari rasa kecewa tidaklah sejahat hinaan, tapi bekas yang ditimbulkannya akan lebih dalam.

"Dikecewakan orang lain memang menyakitkan"

Perasaan kecewa biasanya muncul ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan atau bayangan kita. Dalam hubungan antar manusia, rasa kecewa muncul ketika kita sudah mempercayakan sesuatu pada orang lain, tetapi dia tidak dapat memegang kepercayaan kita.

Rasa kecewa itu hampir sama seperti virus. Tubuh yang kuat bisa membentuk antibodi darinya, tapi sebaliknya tubuh yang lemah akan semakin sakit. Seseorang yang bisa mengambil sebuah pelajaran dari peristiwa yang membuatnya kecewa, ke depannya dia akan menjadi kuat, bijak, dan lebih berhati-hati agar tidak mengalami kekecewaan yang sama. Namun, ketika kekecewaan itu begitu besar dan terus berlanjut, bisa jadi hal itu akan menjadi sebuah penyakit seumur hidup.

"Tapi mengecewakan orang lain akan terasa lebih menyakitkan"

Adalah mungkin hanya sebuah kalimat yang disadari oleh mereka yang sadar akan arti relasi dan begitu berharganya sebuah kepercayaan. Kepercayaan yang menjadi sebuah identitas bahwa kita memiliki kemampuan. Kepercayaan yang menunjukkan kalau kita dapat memberikan kebahagiaan pada orang tersebut. Kepercayaan yang menjadikan kita yakin bahwa tanpa bantuan kita orang tersebut tidak dapat melakukan hal yang lebih.

Mari kita kembali pada hubungan antar manusia tadi, tentang kepercayaan yang tidak dapat dipegang. Jika tadi kita memposisikan diri sebagai pemberi kepercayaan, sekarang mari bertukar posisi menjadi yang diberi kepercayaan.

Terdapat sebuah bola bercahaya bernama Bola Kepercayaan, seseorang menitipkannya pada kita. Dia meminta kita untuk menjaganya barang satu jam saja. Bagaimana jawaban kita?

Kita bisa saja menolaknya dengan alasan yang mungkin masuk akal. Hal ini berarti kita menolak kepercayaan yang diberikan orang lain. Juga kita tidak berhasil menunjukkan kepada orang tersebut bahwa kita adalah seorang yang mampu. Hal ini sudah sedikit menimbulkan kekecewaan karena kita tak mampu mengeluarkan orang tersebut dari permasalahannya.

Kita bisa saja menerimanya. Namun, ketika dia meminta bola itu kembali, kita telah menggoresnya, merusaknya, menghilangkannya, atau mungkin memalsukannya setelah yang asli hilang. Hal ini jelas menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Ketika orang lain sudah menggantungkan harapannya pada kita, kita malah menghancurkannya. Kemungkinan besar kita tidak akan bisa lagi menjadi orang baik di matanya.

Kawan,
akan terasa menyedihkan jika kita dianggap buruk karena perilaku kita sendiri. Kesempatan untuk membuktikan itu hilang dan selamanya kita dipandang buruk. Kehilangan kita akhirnya lebih banyak jika dibandingkan dengan kehilangan yang dirasakan oleh orang yang kepercayaannya telah kita rusak. Oleh karena itu, mengecewakan orang lain akan lebih menyakitkan.

[Non Fiction] Menjadi Lebih BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang