Mencintai Negeri Sendiri

5 0 0
                                    

Seberapakah cintamu pada negara tempatmu bernaung? Tak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk kita, termasuk negara kita. Kita tahu apa yang baik dan tidak baik pada negara kita ini. Tapi, sekali lagi, seberapakah cintamu pada negara tempatmu bernaung ini? Manakah yang lebih kita pandang dari sebuah negara, kebaikannya atau keburukannya?

Kita boleh menggerutu melihat kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam tubuh negara kita. Pemerintahannya, masyarakatnya, fasilitas-fasilitasnya, dan hal-hal lain yang kita rasa kurang atau justru tidak baik. Kita boleh mengkritik, kita boleh mengkritisi. Kita boleh kecewa dengan kekurangan yang ada itu. Namun, janganlah sampai kita membenci negara kita sendiri.

Katakanlah negara adalah sebuah rumah dan kita adalah penghuninya. Kita tinggal di dalam sebuah rumah reyot dengan dinding papan yang lubang-lubang, panas menyengat di siang hari dan dingin menggigit di malam hari. Lantas, apa yang harus kita lakukan sebagai pemilik rumah tersebut? Menggerutu saja? Lebih memilih tidur di rumah tetangga?

Seorang pemilik rumah yang baik tidak akan membiarkan segala bentuk kekurangan yang ada pada rumahnya. Boleh jadi banyak hal yang perlu diperbaiki. Tapi juga tidak ada salahnya jika proses perbaikan itu dilakukan perlahan-lahan. Hari ini perbaiki atap, besok perbaiki dinding, besoknya lagi bersihkan selokan, dan seterusnya.

Apakah hanya kepala keluarga yang wajib memperbaiki rumah? Salah besar. Semua yang tinggal di dalam rumah itulah yang bertanggung jawab memperbaiki rumah. Meskipun setiap orang memiliki peran berbeda, tapi tujuannya sama, yaitu memperbaiki rumah.

Sejelek apapun keadaannya itu adalah rumah kita. Terimalah! Jika malu, maka lakukan sesuatu agar rumah itu tidak kelihatan memalukan. Apa kata orang jika kita sampai menghina rumah kita sendiri? Toh sesungguhnya ada juga kelebihan dari rumah kita, seperti dibangun dengan uang sendiri atau aliran udaranya yang lancar.

Kawan,
sebagai warga negara yang baik, marilah kita mengakui keberadaan negara kita. Di sini kita lahir, di sini kita tumbuh, dan di sini kita mati. Jika bukan kita yang bisa membesarkan negara ini, lalu siapa lagi?

[Non Fiction] Menjadi Lebih BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang