Beberapa hari yang lalu, saya dan kakak sedang ngobrol santai, ngalor ngidul, sampai kami akhirnya tiba pada suatu pembicaraan mengenai beberapa kejadian yang menyangkut kata "pesimis-optimis". Saya tidak ingat dari mana pembicaraan ini bermula, tiba-tiba kami menarik kesimpulan bahwa untuk beberapa kesempatan dalam hidup, kita sebaiknya menjadi orang yang pesimis daripada optimis. Kok bisa? Bukankah menjadi orang yang optimis itu lebih baik daripada pesimis?
Dulu saya juga sempat merasa seperti itu, bahwa menjadi orang yang optimis itu lebih baik daripada orang yang pesimis. Seorang yang gampang pesimis itu tampak seperti sebuah dosa. Saya pernah berpikir, kenapa sih orang suka berpikiran negatif? Namun akhirnya saya sadar juga bahwa orang dengan sifat optimis dan pesimis itu perlu ada di dunia ini. Jika diingat-ingat, saya sendiri juga sering menempatkan diri menjadi seorang yang pesimis. Asal tahu saja, tiap sifat memiliki perannya masing-masing dan akan sangar sempurna ketika ada keduanya.
Jadi... kapankah sifat pesimis itu lebih baik daripada optimis?
Bagi kita yang ingin menghindari perasaan kecewa, ada baiknya kita menempatkan diri menjadi seorang pesimis, khususnya ketika menghadapi sesuatu yang tak pasti. Misalnya, sehabis mengerjakan ujian dan kita hanya bisa harap-harap cemas menunggu hasilnya dibagikan. Sebagai seorang yang pesimis, kita pasti merasa tidak cukup mampu mengerjakan ujian tadi. Bayangan nilai buruk sudah berputar-putar di kepala. Kejadian setelah ini ada dua kemungkinan. Satu, sudah sadar nilainya buruk; dan dua, senang sekali karena nilainya baik. Untuk kasus seperti ini, seorang yang optimis akan mendapatkan efek sebaliknya. Dua kemungkinan itu adalah satu, sudah sadar nilainya baik; dan dua, sedih sekali karena nilainya buruk.
Menjadi optimis dan pesimis itu ada perbedaan dalam menghadapi kenyataan. Orang yang pesimis adalah orang yang sudah mempersiapkan diri untuk keadaan yang buruk, sementara orang yang optimis adalah orang yang sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi hal-hal baik. Seorang yang pesimis sudah menempatkan dirinya pada posisi jatuh, jadi mau jatuh bagaimana lagi? Itulah sebabnya, menjadi orang pesimis lebih menghindarkan kita dari rasa kecewa karena kita melihat hal-hal mengecewakan itu lebih dulu daripada rasa kecewa itu sendiri.
Sebaik-baiknya orang pesimis, saya tetap mengingatkan kepada kalian agar tidak terjebak menjadi orang yang pesimis selamanya. Seorang pesimis menanggung beban pikiran yang kenyataannya belum tentu benar. Seorang pesimis juga cenderung dijauhi karena membuat tidak bersemangat lingkungannya. Jadi, mau jadi orang pesimis atau optimis, tetap harus melihat situasi dan kondisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Non Fiction] Menjadi Lebih Baik
Kurgu OlmayanDulu saya memiliki sebuah blog yang saya isi dengan pemikiran-pemikiran saya akan berbagai hal di dunia ini. Buku ini berisi semua pemikiran itu dan semoga memberikan kebaikan dan pencerahan bagi yang membacanya. Benar adanya kalau tulisan saya mung...