Tidak Semua Orang yang Menghina Itu Sama

4 0 0
                                    

Di satu sisi, saya senang karena banyak yang mengomentari tulisan saya mengenai , menjadikan tulisan ini top post dan banyak dikunjungi. Namun di sisi yang lain, saya bersedih, menyadari kenyataan bahwa hal menghina dan dihina ini masih begitu kental dengan kehidupan kita.

Sejatinya, tidak ada orang yang jahat di dunia ini. Semua manusia yang lahir di dunia ini berawal dengan sebuah kesucian. Lalu mengapa orang-orang yang suka menghina itu ada di sekitar kita?

1. Mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat

Jangan marah dulu. Bisa jadi mereka benar-benar tidak tahu apa yang mereka katakan itu bisa menyinggung perasaan kita. Jangan selalu berharap orang lain memahami kita jika kenyataannya kita tidak pernah terbuka dengan orang tersebut. Stay calm and pretend like nothing happen. Untuk meluruskan hal ini agar tidak terjadi lagi, kita bisa menyampaikan secara baik-baik kepadanya bagaimana perasaan kita akan perkataannya tadi. Secara empat mata lebih baik. Jika dia orang baik, dia pasti minta maaf dan tidak mengulanginya lagi. Di sisi lain, dia juga akan berterima kasih karena bisa mengenal diri kita lebih baik lagi.

2. Mereka hanya bercanda

Terkadang mereka hanya ingin membuat suasana menjadi ceria, salah satunya adalah melalui sindiran atau hinaan. Guyonan semacam ini lumrah terjadi ketika hubungan pertemanan satu sama lain sudah semakin akrab. Namun yang namanya bercanda, bisa juga kelewatan. Kalau kita tersulut dalam situasi seperti ini, kita malah menjadi orang yang menghancurkan keceriaan berkeping-keping. Kita pun canggung. Dengan jurus , kita bisa melawan sekaligus ikut berpartisipasi dalam candaan tersebut. Selanjutnya di belakang panggung, kita bisa menyampaikan perasaan kita kalau candaannya sudah kelewatan. Hubungan kita dengan rekan kita itu tetap terjaga, begitu juga dengan suasana yang ada.

3. Mereka sedang dalam keadaan emosi labil

Suasana hati yang sedang tidak enak ditambah dengan hal-hal yang terjadi di sekitarnya, membuat seseorang tidak mampu mengontrol ucapannya. Pada saat seperti ini, suasana bisa menjadi semakin runyam jika kita meladeni orang ini. Jangan dimasukkan dalam hati tentang hinaan apa yang dilontarkan orang tersebut, karena kebetulan kita berada di tempat dan waktu yang tidak tepat. Berikan dia ruang dan waktu untuk menghadapi emosinya. Jika emosinya sudah stabil, hubungan kita dengannya akan kembali seperti semula. Jika orang itu baik, dia akan merasa salah sendiri dan meminta maaf atas perilakunya.

4. Mereka sudah terlalu kesal dengan kita

Kadang orang mulai menghina karena kita memang sudah berbuat salah. Mereka sampai begitu karena saking kesalnya. Meskipun kita sadari kalau yang dilakukan orang tersebut tidak baik, tapi kita juga harus mengakui dan menyadari kalau kita salah. Jadikan hinaan tersebut sebagai cambuk dan jadilah orang yang lebih baik.

5. Mereka memang tidak bisa hidup tanpa menghina

Jika ada orang yang seperti ini, tidak ada cara lain selain menghindarinya. Jangan berhubungan dengannya jika tidak ingin sakit hati. Tidak perlu mendengarkan semua ocehannya karena apa yang dikatakannya tak ubahnya sebuah angin yang bau. Sesungguhnya kita juga tidak perlu membenci orang ini, kita justru patut mengasihani orang ini karena dia menemukan kebahagiaan dengan menyakiti orang lain. Kita hanya bisa berdoa agar Tuhan mengembalikannya ke jalan yang benar.

Sekian yang ingin saya sampaikan. Semoga tidak lagi bersedih menjalani hari-hari kita. Terlalu banyak hal membahagiakan yang kita lewatkan jika hanya menghiraukan satu hinaan tak berguna. Keep smile!

[Non Fiction] Menjadi Lebih BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang