Doa yang Hanya Tinggal Kata

18 1 0
                                    

Berdoa adalah bentuk komunikasi kita kepada Tuhan, yang tak lain adalah yang berkuasa atas segala makhluk ciptaan-Nya. Ini adalah aktivitas baik yang sudah selayaknya dilakukan oleh manusia yang beriman. Lebih dari sekadar aktivitas, berdoa seharusnya menjadi sebuah kebiasaan yang melekat pada setiap kegiatan kita. Mulai bangun tidur hingga akan tidur lagi, seharusnya banyak doa yang kita panjatkan di sela-sela kesibukan kita. Ini adalah hal yang baik karena menunjukkan bahwa kita tak pernah lupa akan setiap campur tangan Tuhan pada kehidupan kita. Selain itu, kebiasaan berdoa menunjukkan bahwa kita sadar betapa kecil dan rapuhnya kita tanpa penyertaan Tuhan.

Namun, ada yang perlu diwaspadai oleh kita yang sudah menjadikan berdoa sebagai kebiasaan. Apa itu?

Secara umum, semua hal yang sifatnya behavior adalah sesuatu, yang secara sadar maupun tidak sadar, rutin dilakukan. Otomatis. Sebuah kebiasaan seringnya dilakukan tanpa perlu berpikir lagi. Seorang pengendara motor yang terbiasa menggunakan lampu sein sebelum berbelok, akan selalu melakukannya meskipun tak ada pengendara lain di belakangnya.

Sama halnya dengan berdoa, khususnya untuk doa yang kata-katanya tetap, sudah dihafal, dan bukan doa spontan. Ketika doa itu sudah menjadi kebiasaan, menjadi sesuatu yang otomatis, tanpa perlu berpikir lama tentang apa yang harus diucapkan, doa itu akan meluncur dengan sendirinya dari mulut kita.

Padahal sesungguhnya, doa bukanlah sekadar kata-kata yang keluar dari mulut. Ada makna dalam sebuah doa yang harus kita sadari. Ingat, doa adalah cara kita berbicara dengan Tuhan. Kita harus serius, terlebih lagi harus tahu dan sadar akan apa yang sedang kita panjatkan. Meskipun doa terlihat sebagai sesuatu yang sederhana dan remeh, tapi inilah satu-satunya cara agar kita didengar oleh Tuhan. Jadi sampaikan doamu dengan sungguh-sungguh, selalu.

[Non Fiction] Menjadi Lebih BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang