Melirik Pujian

6 0 0
                                    

Dalam melakukan tugasnya, sedikit banyak orang pernah ingin mendapatkan pujian. Namun, ketika pujian itu benar-benar diharapkan sementara kenyataannya tak ada penghargaan apapun yang diterima, maka yang muncul adalah kekecewaan.

Semua orang tahu kalau sebaiknya kita tidak mengharapkan pujian ketika mengerjakan sesuatu. Namun, sedikit banyak, kita juga pasti ingin apa yang kita kerjakan mendapatkan pengakuan dari orang lain. Terlebih lagi jika kita sudah mengerjakannya dengan usaha yang lebih dan benar-benar puas dengan hasilnya, maka keinginan kita untuk mendapatkan pujian akan semakin besar.

Ketidaksesuaian antara ekspektasi kita dengan pandangan orang lain adalah sesuatu yang sering menimbulkan kekecewaan dalam konteks ini. Misalnya seperti ini, kita sudah memasang level tinggi pada usaha yang telah kita lakukan, sementara di mata orang lain usaha kita belum termasuk hebat. Dalam hati kita menginginkan pujian sehingga kita membutuhkan tanggapan dari orang lain. Orang lain pun menanggapi. Lalu? Tanggapan yang muncul tentu saja sesuai dengan hatinya, bukan hati kita. Jika dia menanggapi hebat, kita siap untuk berbesar hati. Namun jika dia menanggapi biasa saja atau malah merasa kurang, kita sering belum siap untuk menerimanya. Efeknya... kecewa.

Kawan,
mari kita luruskan posisi pujian orang lain dalam keseharian kita. Pujian itu tidak sama seperti upah. Pujian itu bisa dibilang seperti uang tip, dimana tidak semua orang akan memberikannya. Pujian adalah tambahan dari sesuatu yang sesungguhnya. Apakah itu? Kepercayaan. Semakin kita mampu menunjukkan keseriusan hasil kerja kita, maka orang lain akan semakin yakin akan kemampuan kita. Bekerjalah dengan serius dan tanpa berpikir macam-macam.

[Non Fiction] Menjadi Lebih BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang