20. KHAWATIR

809 67 0
                                    

Kenan memasuki mobil yang ia bawa ke garasi rumah Zetlyn. Dengan entengnya cowok itu menggendong Zetlyn sampai ke dalam rumah. Padahal kaki Zetlyn tak ada masalah dan bisa-bisa saja jika di bawa untuk berjalan.

"Gue kan masih bisa jalan, ngapain di gendong coba" batin Zetlyn yang hanya diam di dekapan Kenan.

"Non! Kok bisa gini sih?!" pekik Bi Irah yang berlari dari dapur.

"Langsung ke kamar aja ya, non" Bi Irah menunjukan arah ke kamar Zetlyn dan di ikuti oleh Kenan.

"Bentar non, bibi bawain obat dulu" tak lama Bi Irah datang membawa kotak P3K di tangannya.

"Bi, sama saya aja gapapa kok" Kenan merebut kotak itu dari Bi Irah.

"Hah? Demi apa? Ini beneran Kenan?" batin Zetlyn.

"Yaudah di obatin sama temennya aja ya, non, bibi mau telpon nyonya dulu sebentar" Zetlyn hanya mengangguk dan masih tak percaya dengan Kenan.

Di sela-sela Kenan mengobati Zetlyn, ada perasaan aneh di benak gadis itu, ada yang ingin ia tanyakan namun apa?. Setelah beberapa detik berpikir akhirnya Zetlyn mengingat sesuatu dan dengan refleks nya ia menatap mata hitam Kenan dengan cukup dekat.

"Lo kenal Vanes? Tadi lo yang ngusir dia dan sebut namanya kan?"

"Salah denger kali" jawab Kenan yang bisa di bilang cukup terkejut dengan pertanyaan Zetlyn yang tiba-tiba.

"Gue ga budek, Kenan"

"Banyak omong lo ah!" sengaja Kenan mengalihkan topik.

"ZETLYN! KAMU KENAPA?!" teriak Helena di ambang pintu dan berlari menghampiri gadis itu, Kenan beranjak dari tempatnya dan mundur membiarkan Helena mengecek putrinya itu.

"Gapapa ma"

"Gapapa gimana sih?! Liat muka kamu pada biru gitu, ini juga berdarah. Kamu ngapain sih sampe kaya gini?! Kalo papa tau gimana?" oceh Helena membuat Kenan sedikit mengembangkan senyumnya karna prilaku wanita itu sama seperti mamanya.

"Kayanya Zetlyn di hadang, tante" Kenan berusaha menjawab pertanyaan Helena karna mungkin Zetlyn tak sanggup memberitahunya.

"Di hadang? Sama siapa?"

"Hm.. Kurang tau deh" jawab Kenan bohong.

Helena menghela napasnya, ia menatap Kenan dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Makasih ya udah mau bantu Zetlyn"

"Iya tante, sama-sama" jawab Kenan begitu ramah, membuat Zetlyn lagi-lagi dilanda keheranan.

"ini Kenan musuh gue bukan sih?"  batin Zetlyn.

"De? Kakak kamu kemana?" tanya Helena yang memfokuskan lagi matanya pada Zetlyn, dan gadis itu hanya mengangkat bahunya tak tahu.

"Belum pulang kali ya? Bentar ya, mama tanya si bibi dulu, jangan sampe dia ngadu ke papa"

"Oh iya, siapa nama kamu? Tadi lagi ngobatin Zetlyn ya? Minta tolong lagi ya, tolong di lanjutin" Helena tersenyum sangat lebar.

"Kenan, tante"

"Oh, oke, Kenan. Tolong di obatin lagi ya Zetlynnya, tante minta tolong, ga keberatan kan ya?" Kenan hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Helena membalas senyum itu lalu beranjak dari tempatnya dan sedikit berlari mencari keberadaan Bi Irah.

"Mama lo lucu, sama kaya mama gue, cerewet" ucap Kenan yang menaruh kapas di atas nakas.

Mimik wajah laki-laki tampan itu berubah seketika, begitu terkejutnya Kenan saat ia melihat sebingkai foto yang di pajang di atas sana, figura itu menampilkan foto keluarga Dirgantara, dimana ada foto Zetlyn, Arga, Helena, dan juga Ferrel.

THE GENGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang