"Ekhm.. " Alexa berdehem agar Kenan menyadari kedatangan mereka.
Kenan menoleh ke belakang, benar saja, ke 8 gadis itu sudah berdiri di belakangnya sejak tadi, dengan tatapan datar, mereka menatap Kenan.
Cowok yang kini basah dengan keringatnya itu beranjak dari tempat tanpa mengeluarkan sedikit pun suaranya.Ia keluar dari ruangan itu. Zetlyn hanya menatap kepergian Kenan dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Ganteng ih" ucap Thania yang juga menatap Kenan.
"Lagi keringetan padahal, tapi gantengnya ga ilang" sahut Agatha yang menahan senyumannya.
"Ganteng dia udah permanen. Siapa sih yang bilang dia jelek? Ga akan ada" timpal Mora
"Mau nyoba sekelas sama dia ga? Di jamin mata lo bersih deh setiap hari liat dia, walaupun di kelas kerjaannya diem doang tapi tetep ganteng kok, apalagi kalo udah ketawa, beuuhh.. Cewek-cewek satu kelas kelepek-kelepek kaya ikan kurang air" Cristy menambahi, mengingat jika sesekali Kenan yang tertawa bersama geng nya. Mereka ini terkadang tergila-gila dan terkadang sangat benci pada Kenan. Tergantung suasana.
Memang ya? Ketampanan Kenan ini sudah membutakan siapa saja, sampai musuh-musuh nya pun menjadi seperti itu di buatnya. Sayangnya sih, musuh."Malah ngomongin si Kenan lagi. Gue bilangin lo ke orang nya" Kenzie menyudahi rumpian ke 4 gadis itu, dan mereka hanya cengengesan, tersenyum malu.
"Tau lo! Temen lo sakit nih!" sentak Dayra yang melirik mereka sinis.
"Masih pusing ga, Lin?" lanjutnya
"Engga kok"
"Bagus deh"
"Tadi lo pingsan kena bola basket, dan Kenan yang bawa lo kesini. Gendong lo, sampe cewek-cewek yang liat itu mendadak kesetanan" ketus Alexa. Sebenarnya Alexa paling anti dengan yang namanya Kenan, ia tak suka dengan cowok cool itu. Tidak heran jika sikapnya yang selalu tidak bersahabat.
"Jadi dia yang nolongin gue? Pake repot-repot gendong gue segala? Padahal tadi gue udah mikir yang aneh-aneh sama dia. Tapi kok dia mau ya nolongin gue?" batin Zetlyn yang kini tengah melamun berkepanjangan.
"Woy! Ngelamun ae lo! Pake senyum-senyum lagi"
"Siapa juga yang senyum. Iya, gue udah tau kok" jawab Zetlyn spontan.
"Tau? Emangnya lo nyadar waktu di gendong sama si Kenan?" tanya Caterine yang menatap Zetlyn curiga.
"Ya enggalah kan gue pingsan"
"Dia udah cerita sama lo kalo dia yang nolongin lo?" tanya Caterine lagi.
"Belum"
"Lah terus?"
"Tadi dia di sini kan nemenin gue? Berarti dia lah yang nolong gue, bener kan?" jawab Zetlyn agar teman-temannya itu tak lagi mencurigainya.
"Curiga kalian ga masuk di akal ah, gitu aja curiga, curiga apaan coba kaya gitu" lanjut Zetlyn.
"Lagian lo nya aja yang aneh" sahut Kenzie.
"Udah ah, gue pengen ke kelas. Disini ga enak, bau obat" Zetlyn sudah turun dari brangkar, bersiap untuk pergi.
"Ga boleh, Lin!" cegah Alexa yang menahan tubuh Zetlyn.
"Gue gapapa! Minggir!" gadis itu sedikit mendorong Alexa agar jalannya tak terhalang.
THE BLACK hanya diam melihat Zetlyn, tak ada yang berani lagi untuk mencegahnya.
Baru saja membuka pintu, Zetlyn terkejut karna ke tujuh laki-laki ada di hadapannya sekarang, benar-benar di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENGS
Dla nastolatkówKisah geng badboy dan badgirl yang tak mau kalah saing, kedua geng inilah yang cukup di segani oleh setiap murid. Bisa di bilang mereka adalah musuh bebuyutan yang selalu membuat onar. Akan berujung seperti apa mereka akhirnya? Ntahlah.