Hari ini Kenan tak pergi ke sekolah, ia berdiam diri di markas dengan otaknya yang masih memikirkan Zetlyn, jam sudah menunjukan pukul 11 siang namun ia masih belum mendapatkan kabar kekasihnya itu sampai saat ini.
Ting..
Ting.."Tuh notif tuh" ucap Chiko pada Kenan yang kini sedang memetik senar gitar.
Kenan bergeming, ia sudah tak peduli lagi siapa yang mengirimi ia pesan.
"Eh Nan, kemarin lo kemana? Cewek yang waktu itu meluk lo nyariin lagi ke sekolah" ucap Genta dengan mulutnya yang penuh makanan.
"Trus?"
"Dia nanya alamat rumah lo, tapi gak kita kasih sih" lanjut Genta namun Kenan hanya diam.
"Emang dia siapa sih, Nan?" tanya Daniel yang penasaran.
"Cewek lo Nan?" sambung Chiko.
Kenan berhenti memainkan gitarnya, ia menatap ke tiga pria yang kini duduk di hadapannya.
"Gue jelasin deh. Dulu waktu baru naik kelas 10 dia cewek yang terobsesi banget sama gue, namanya Clara. Dia anak dari sahabat bokap gue, kita di jodohin, padahal gue gak suka sama si Clara itu, gue sama bokap gue juga sempet ribut gara-gara tuh cewek pengen banget jadi milik gue. Tapi gue menang, segala cara gue lakuin buat gagalin perjodohan itu yang akhirnya beneran gagal karna bokap Clara ketauan jadi pengkhianat, dan bokap gue juga yang jauhin gue sama tuh cewek...."
Kenan menceritakan semua rahasianya yang selama ini ia tutup, ntah karna alasan apa dengan mudahnya ia menjabarkan kejadian-kejadian yang telah lalu itu. Mungkin ia merasa bersalah karna terlalu tertutup pada sahabat-sahabatnya, tidak sedikit juga yang Kenan rahasiakan dari mereka, belum lagi tentang Zetlyn yang kini menjadi kekasihnya.
Bryan, Chiko, Genta dan Daniel terdiam karna saking terkejutnya. Mereka benar-benar menyimak kata demi kata yang Kenan keluarkan dari mulutnya. Tak hanya itu mereka juga banyak melemparkan pertanyaan kepada Kenan.
"Anjrit ternyata gitu ceritanya, rumit juga" ucap Genta yang di anggukan oleh Bryan, Chiko dan Daniel.
"Gak kerasa ya satu jam setengah kita dengerin cerita ni orang" sahut Daniel dengan tawanya.
"Lo terlalu banyak jaga rahasia sama kita Nan. Kita sadar banyak yang janggal belakangan hari ini, tapi kita gak berani maksa lo cerita karna gue ngerti sikap lo gimana" kata Bryan yang membuat Kenan terdiam.
Chiko berpindah tempat, ia duduk di samping Kenan seraya menepuk pundak pria itu.
"Lain kali kalo ada apa-apa coba terbuka sama kita Nan, cuma itu bukti rasa percaya lo sama kita"
Kenan tersenyum kecil. "Sorry ya, gue gak bermaksud gimana-gimana"
"Aduh bangsat! Udah Nan, di setel lagu galau nangis nih gue" sahut Daniel dengan lawakannya itu yang sukses membuat mereka tertawa.
Sebuah lagu yang bunyi tiba-tiba mengalihkan perhatian mereka. Ternyata itu sebuah nada dering handphone yang sedang menerima panggilan.
"Ih handphone siapa tuh?" ucap Chiko lalu ke lima pria itu mengecek handphonenya masing-masing.
"Gue" jawab Kenan yang langsung menerima panggilan itu.
"Halo?"
"Kamu dimana? Aku mau ketemu"
Kenan terdiam sesaat.
"Sharelok, gue kesitu sekarang" ia mematikan telponnya, mengotak-ngatik sebentar dan berdiri dari duduknya.
"Mau kemana bos?"
"Clara nelpon" jawab Kenan yang sedang memakai jaket.
"Widih.. Siap, siap. Jalan terbuka untukmu tuan" ledek Chiko yang memberi Kenan jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENGS
Dla nastolatkówKisah geng badboy dan badgirl yang tak mau kalah saing, kedua geng inilah yang cukup di segani oleh setiap murid. Bisa di bilang mereka adalah musuh bebuyutan yang selalu membuat onar. Akan berujung seperti apa mereka akhirnya? Ntahlah.