31. PELUK?

774 54 0
                                    

Kenan dan Bryan pergi ke kantin mencari ke tiga temannya yang sudah mendahuluinya tadi, Mereka duduk di tempat biasa namun Chiko, Genta, dan Daniel tak ada di sana.

"Tiga curut kita kemana dah, Nan?" tanya Bryan yang duduk di hadapan Kenan.

"Lah mana gue tau, gue baru dateng, datengnya juga sama lo, ya berarti tiga bocah itu bukan sama gue" jawab Kenan datar.

"Ribet lo! Kepanjangan! Gue kan cuma basa-basi" Bryan memutar bola matanya malas.

"Basa-basi lo basi"

"Ya angetin"

"Ciee.. Udah bisa lawak lo?" Bryan sedikit tertawa menatap Kenan.

"Gue Kenan bukan Sule"

Tawa Bryan lagi-lagi harus luntur. "Serah lo anjing!" Bryan kesal, Kenan malah tertawa. Tertawa kecil, hanya Bryan saja yang bisa melihat itu.

"Tau ah, kesel gue sama lo! Mending gue mesen makanan!"

"Samain" ucap Kenan begitu Bryan baru saja beranjak dari tempatnya.

"Pesen sendiri! Punya kaki, tangan, mulut buat apa kalo ga di gunain?!" ketus Bryan namun Kenan biasa saja.

"Kaki buat nendang lo, tangan buat patahin leher lo, mulut buat makan daging-daging lo. Ada gunanya kan?"

Bryan yang mendengar ucapan Kenan sontak melototkan matanya. "Kanibalisme banget ya lo! Yaudah tunggu!" Bryan meninggalkan Kenan memesan makanan untuk keduanya.
Biasanya geng itu paling anti berdesak-desakan dengan murid lainnya, namun kali ini entah kenapa Bryan ingin melakukannya walaupun akhirnya ia akan semena-mena, seperti tidak mengantri, atau mengambil makanan orang lain seenaknya, dan itu pasti terjadi.

Benar saja, tidak butuh 5 menit makanan datang. Bryan menaruh nampan di meja dan memberi sepiring nasi goreng ke hadapan Kenan.

"Kok nasgor? Sarapan gue udah makan ini" tanya Kenan.

"Mau makan, ga mau buang" jawab Bryan yang sudah melahap nasi itu ke mulutnya.

Dengan wajah datar Kenan memakan makanan yang Bryan bawa dengan santai. Tidak terpaksa, hanya tidak ikhlas saja.

"Musuh lo noh" Bryan yang tengah mengunyah makanannya menunjuk Zetlyn dengan dagunya. "Yang mungkin bakal jadi... Gebetan?"

"Berisik monyet! Ga usah ember mulut lo!" Bryan hanya cengengesan dan melanjutkan lagi melahap nasi goreng itu, tak peduli.

Baru saja sesuap makanan itu masuk ke mulut Bryan, ia di kagetkan dengan aksi Kenan yang menengkas kaki Zetlyn dan hampir membentur meja. Tidak hanya itu Kenan juga menarik lengan Zetlyn dengan sangat kencang sampai-sampai gadis itu kini berada di dalam pelukan Kenan. Untung saja mata Bryan tidak loncat keluar melihat itu.

"BANGSAT!" teriak Zetlyn karna mereka berdua menjadi tontonan lagi.

"BENER-BENER GA ADA OTAK YA LO! KALO GUE JATOHNYA KENA MEJA GIMANA?! GA BISA APA KALO GA NENGKAS KAKI GUE!!" marah Zetlyn yang memaki-maki Kenan.

"Kan gue peluk, ga jatoh kan?" jawab Kenan dengan nada sangat rendah, hanya orang-orang terdekat saja yang bisa mendengarnya.

"Terus niat lo apa kalo lo mau nyelakain gue tapi lo sendiri yang nolongin!"

Kenan tak menjawab, ia sedikit membungkukan tubuhnya dan memajukan wajahnya mendekat pada Zetlyn, membuat siapa saja yang melihat itu menjerit dalam hati. Termasuk juga Zetlyn.

"Gue cuma iseng, gue juga ga mau lo kenapa-kenapa" bisik Kenan lalu ia pergi tak memperdulikan banyaknya orang yang melihat itu, ia juga melupakan sohibnya yang masih terduduk dan menatapnya terkejut.

THE GENGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang