Asap mengepul keluar dari mulut Kenan, ia terduduk di sofa yang sudah usang dengan pikirannya yang sedikit kacau.
"Mau berapa bungkus lagi Nan?" ucap Bryan yang terus memperhatikan Kenan.
Kenan bergeming. Ntah kemana pandangannya sekarang ia benar-benar tak karuan, kepalanya sangat berisik di rundung banyak pertanyaan.
Tiba-tiba suara langkah kaki seseorang seperti mendekat, Bryan yang tersadar akan hal itu menunggu siapa orang yang akan mendatangi mereka.
Setelah beberapa saat menunggu, Bryan terkejut karna yang muncul adalah Zetlyn, gadis yang saat itu menggunakan cardigan dan dress selutut benar-benar membuat Bryan tak berkedip melihatnya."Baca" ucap Zetlyn yang melemparkan sebuah amplop besar kepada Kenan.
Amplop itu mengenai wajah Kenan, pria itu pun memandangi benda yang Zetlyn lempar tadi, namun ia masih terdiam.
"Itu surat rumah sakit, kalo lo gak percaya sama hasilnya, terserah, itu urusan lo" lanjutnya lalu pergi begitu saja.
Kenan masih diam sampai gadis itu sudah tidak ada lagi di hadapannya. Ia mulai membuka amplop itu dan membacanya.
"Cantik amat cewek lu Nan, bisa-bisanya ke sekolah pake dress begitu" kata Bryan yang masih terpesona oleh Zetlyn.
"Eh btw surat rumah sakit apaan sih maksudnya?"
----------
Hari ini Zetlyn ke sekolah bukan untuk belajar dan masuk kelas namun hanya untuk memberi Kenan sebuah surat yang berisikan bukti bahwa ia tak memiliki tanda-tanda kehamilan. Setelah itu ia pulang dan mengurung dirinya di kamar sampai kini jam sudah menunjukan pukul 8 malam.
"Temuin gue di tempat billiardnya Arga" ucap Zetlyn pada handphonenya itu, lalu dengan cepat ia mengganti pakaiannya.
Zetlyn mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi, ia sedang berpikir apa yang akan ia perbuat disana dan harus bagaimana akhirnya.
Namun lamunannya buyar saat melihat dua motor yang sangat ia kenal terparkir sembarangan di pinggir jalan. Mobil itu berhenti, tanpa waktu lama Zetlyn menemukan sang pemilik motor yang sedang adu jotos di sana, ia pun keluar dan menghampiri mereka."STOPP!! APA-APAAN SIH KALIAN?!" teriak Zetlyn yang memisahkan Kenan dan Vano dari kejauhan.
Kedatangan Zetlyn membuat Kenan semakin panas ia terus menghabisi Vano dengan tangannya, ia menonjok wajah Vano terus-menerus sampai Vano sudah tidak bisa lagi melawan.
"KENANN! STOPP! GUE BILANG STOP YA STOP!!!" Zetlyn berlari menghampiri keduanya lalu menarik Kenan agar menjauh dari Vano.
"Van? Lo ga mati kan?" tanyanya seraya memegangi wajah Vano yang berlumuran darah.
Lalu gadis itu mendekati Kenan dan sedikit mendorong tubuhnya. "Jangan gegabah bisa gak sih?"
Ujung bibir Kenan yang berdarah sedikit terangkat mendengar ucapan kekasihnya itu.
"Salah ya gue gini? SALAH YA KALO GUE GAK TERIMA CEWEK GUE TIDUR SAMA BOCAH SIALAN INI?! SALAH LIN?! GUE MAU BIKIN DIA MATI EMANG SALAH?! HAH? JAWAB LIN!!!" ucap Kenan benar-benar tak terkendali."KENAN---"
"Gue tau lo terbukti gak lagi hamil Lin, tapi sampai kapan pun gue gak akan bisa nerima kenyataan tentang kalian berdua di belakang gue!!"
"Kalo emang lo nganggap gue bercanda suka sama lo, sayang sama lo ga gini caranya Lin, lo bisa pake cara yang lain, gak sebajingan ini!"
"Padahal dulu gue biasa aja sama kejahatan-kejahatan lo yang lo lakuin, tapi kenapa kali ini gue gak terima ya Lin? Kenapa kali ini gue sakit hati?"
"Harusnya lo tuh sadar Lin, gue gini tuh---"
"KENAN!!" tegas Zetlyn yang memotong perkataan Kenan.
"Dengerin gue! Gue gak punya banyak waktu buat jelasin disini, waktu itu gue mabok, gue gak sadarkan diri, dan gue gak tau kenapa dia bisa ada di samping gue pas gue tidur, tapi paginya gue bangun dia gak ada Nan, gue juga belum dapet penjelasan dari mulut dia langsung. Gue tau lo pasti gak terima, tapi cara lo juga salah" jelas Zetlyn membuat Kenan terdiam.
Wiuww..
Wiuww..
Wiuww..Mobil bertulisan ambulans dan polisi datang menghampiri mereka, ambulans itu membawa Vano yang sudah tergeletak tak berdaya.
"Biarin dia ke rumah sakit dulu ya, gue gak akan dapet apa-apa kalo lo bikin dia mati, gue juga gak tau apa yang sebenernya terjadi Nan"
Kenan memejamkan matanya, ia menghela nafas, tanpa berkata jemarinya yang berdarah itu mengelus pipi Zetlyn dengan sangat lembut.
"Gue minta maaf, gue siap apapun yang terjadi kedepannya. Luka lo jangan lupa di obatin ya" lanjut Zetlyn lalu Kenan di tarik paksa oleh beberapa orang polisi yang sudah menunggunya.
----------
Vano membuka matanya dengan perlahan dan langsung di suguhi sosok gadis cantik yang tengah sibuk dengan handphonenya.
"Lin" ucapnya memanggil Zetlyn dan sang pemilik nama pun menoleh ke arah Vano.
"Butuh sesuatu?" tanya Zetlyn. Vano hanya menggeleng sebagai jawabannya.
"Kata dokter tangan kiri lo patah, tulang hidung lo agak retak, rahang lo geser dikit, kepala lo bocor dan banyak memar di badan lo, jadi selama seminggu ini lo di rawat inap di rumah sakit" jelas Zetlyn yang memberitahu keadaan Vano sekarang.
Vano terkekeh. "Gue gapapa kok Lin, tenang, walaupun banyak banget keluhannya gue bisa pulang besok"
"Bagus kalo gapapa, jadi gue bisa langsung ke intinya, gue gak suka basa-basi. Gue mau lo jelasin kejadian di Singapura, kenapa lo bisa tidur sama gue? Lo pake gue pas gue mabok atau cuma sekedar tidur di samping gue? Gue mau penjelasan yang jujur dari mulut lo" ucap Zetlyn dengan dinginnya.
Vano terdiam, ia menelan salivanya.
"Sorry Lin" hanya itu jawaban Vano.
"Sorry? Sorry buat apa? Karna lo udah pake gue pas keadaan gue lagi gak sadarkan diri gara-gara mabok? Berani juga ya lo Van!"
"Ngga Lin, gak gitu"
"Trus? Gimana? Jelasin!"
Vano tak menjawab lagi, ia terdiam, untuk kali ini ia tak bisa menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi.
"Jawab gue bisa Van? Gue gak habis pikir ya sama lo, sebajingan ini seorang Vano? Kalo emang bener lo udah berani pake badan gue ya ngomong aja! Gue mau lo jujur anjing!" tegas Zetlyn yang sepertinya sudah mulai naik darah.
Pria blasteran yang masih terbaring lemas itu pun membisu, ia benar-benar mengacuhkan Zetlyn dan tak mau lagi bersuara.
"Oke kalo lo gak mau jujur, gak masalah. Gue bukan orang tolol yang minta penjelasan sama tembok!"
Zetlyn bangkit dari duduknya dan merapikan barang bawaannya untuk pergi.
"Oh iya, satu lagi, gue gak mau liat muka lo di sekolah, gue gak mau kenal lagi sama lo, jadi jangan munculin diri di depan gue mulai sekarang, kecuali lo mau jelasin semuanya!!"
"Dan gue juga gak akan berhentiin Kenan kalo dia bikin lo babak belur lagi!" ucap Zetlyn sebelum melenggang pergi meninggalkan Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENGS
Novela JuvenilKisah geng badboy dan badgirl yang tak mau kalah saing, kedua geng inilah yang cukup di segani oleh setiap murid. Bisa di bilang mereka adalah musuh bebuyutan yang selalu membuat onar. Akan berujung seperti apa mereka akhirnya? Ntahlah.