44. AWAL TAPI BERAKHIR?

443 45 9
                                    

Zetlyn mulai memasuki kediaman Ferrel Dirgantara. Dengan badan yang sudah pulih membaik dan wajah yang kembali berseri cantik, gadis itu berjalan membuka pintu, tak lupa Arga dan Kenan yang terus berada disampingnya.

"Ass--"

"ZETLYYNNNN!!! YAALLAH MAMAH KANGEN BANGET SAYANG! Kamu dari mana aja sih? kok bisa ga pulang-pulang 3 hari? kamu ada problem sama mamah? atau sama papa? cerita dong cantik, jangan kabur-kaburan gini, mama sama papa khwatir tau ga sih? papa tuh ya--"

"Sstt... Mama.. Kasian dong si ade mau jawab yang mana dulu kalo mama ngomong terus" sela Arga saat Helena terus mengomel.

"Maaf ya de" Helena yang baru menyadari itu tersipu malu sekaligus bahagia, akhirnya Zetlyn pulang ke rumah, ia terus memeluk gadisnya itu dengan penuh kasih sayang. Sedangkan Zetlyn dan Kenan hanya bisa menyembunyikan senyumannya.

Bi Irah menghampiri mereka semua dengan wajah yang bahagia, sama seperti Helena tadi. "Non, bibi juga kangen, boleh peluk ga?"

Zetlyn, Helena, Arga dan Kenan di buat tertawa karna permintaan Bi Irah itu. Akhirnya Bi Irah bisa memeluk Zetlyn lagi setelah sekian lama,dengan pelukan yang tak kalah kencang dengan pelukan Helena.

Setelah ritual berpeluk-pelukan, akhirnya Bi Irah membawa mereka ke meja makan karna makan siang sudah di hidangkan. Mereka makan dengan tentram. Setelah semua selesai, sekarang giliran Helena yang membawa Zetlyn, Arga, dan Kenan ke ruang keluarga untuk berbincang-bincang.

"Sekarang jelasin ke mama, kenapa kamu ga pulang? dan malah nginep di rumah Alexa?" tanya Helena dengan nada yang serius.

Zetlyn sedikit terkejut dengan penyataan sang mama, karna pasti ini adalah alasan kakaknya yang cukup pintar dengan menjual nama temannya.

"Zetlyn bosen ma" jawab gadis itu sesimple mungkin.

"Gak logis sayang, kamu punya apartement buat apa kalo ga di pake"

Gadis itu mulai menelan ludahnya. "Gapapa, aku kangen aja sama rumahnya Alexa"

"Terus kenapa harus sampai bolos sekolah 3 hari? Alexa selama 3 hari selalu masuk kelas, kenapa ade engga?"

Zetlyn panik jantungnya sedikit berdebar namun masalah wajah tak usah di ragukan, gadis itu sangat terlihat santai karna wajahnya yang terkenal masam tak berekspresi.

"Mama kaya gatau ade aja, dia kan tiap bosen juga gak sekolah, taun lalu dia pernah kan gak sekolah hampir setengah bulan karna bosen doang? Dia abisin waktunya sama jalan-jalan gajelas ngabisin bensin, itu dia lakuin tiap hari lho ma" Pembelaan dari Arga akhirnya di lontarkan.

Helena terdiam sesaat. "Tapi kenapa ade kok susah mama hubungin? Handphone ade masih ada kan? mau mama beliin lagi? "

"Ada ma, ade jarang maen handphone, ade cuman mau me time gitu, biar kaya orang-orang"

"Emang lu mah tiap hari sendiri terus, siapa juga yang mau ganggu lu" lagi-lagi Arga menyela.

"Ya elu!" dengan tak santai Zetlyn menjawab.

"Wess kalem dong neng, sini cium dulu" tak sedetik Arga pun langsung mencium pipi sang adik. "Ish... Bau!"

"Yeee enak aje lo!"

Helena sedikit tertawa karna kedua anaknya itu, lalu melirik Kenan yang terdiam namun ikut tersenyum melihat mereka.

"Kamu---"

"Kenan tante" jawabnya dengan sopan

"Iya, Kenan. Kamu kok bisa sama Zetlyn dan Arga?"

Deg! Rasanya jantung si tampan itu berhenti sekejap.

THE GENGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang