Saat gadis itu sudah rapi mengeringkan rambutnya dan mengganti seragamnya kini geng THE BLACK itu tengah berjalan di koridor kelas 11.
"Habis ini pelajaran apa?" tanya Zetlyn yang masih fokus menatap lurus ke depan."Penjas" Caterine menyahut.
"Kenapa ga bilang dari tadi bego! Kan gue ga usah cape-cape pake seragam" gadis itu sontak menghentikan langkahnya menoleh pada Caterine.
"Masih ada pelajaran matematika sejam lagi, habis itu baru penjas orkes" Dayra meluruskan perdebatan yang belum panas itu.
"Caterine lo denger" ucap Agatha melemparkan tatapan sinis pada Caterine, sedangkan Caterine ia hanya cengar-cengir lalu membuka layar handphonenya.
"Jelasin yang bener mangkannya!" Zetlyn kembali melanglah lagi.
"Kalian ributin apa sih? Gue ga ngerti" tanya Cristy dengan wajahnya yang bingung. Padahal sedari tadi ia mendengarkan apa yang Zetlyn dan Caterine ributkan.
"BODOAMAT!" ke 8 siswi itu berteriak berbarengan, membuat murid-murid di sekitar langsung menatap mereka. Dengan tatapan suka, tidak suka, iri, atau memuja mereka tak peduli.
"Bentar-bentar..." Zetlyn menahan tubuh teman-teman nya membuat anggota THE BLACK harus mengikuti aba-aba sang ketua yang mendadak.
"Apa lagi sih, Lin?" Alexa menatap Zetlyn yang sedang mencari sesuatu.
"Jedai gue mana?"
"Mana gue tau. Emang lo bawa? Kayanya gue ga liat lo bawa-bawa tuh jepitan"
"DI TOILET!" sekejap gadis itu berlari menerobos anggotanya yang berdiri di belakang.
"DULUAN AJA! NANTI GUE NYUSUL!" teriak Zetlyn yang sudah jauh, tapi karna suaranya yang sangat kencang geng itu bisa mendengarnya dan mengangguk mengerti.
----------
"Oh jadi ini ketua geng ke dua yang terpopuler di sekolah. Yang tadi di siram kak Kenan pake air kan?" seorang gadis itu tetap menatap dirinya di depan cermin.
Zetlyn bergeming, ia mengambil aksesoris rambutnya di pinggir wastafel tempat tadi ia menyimpan jaket milik Vano.
"Berani banget ya lo nampar-nampar kak Kenan. Di perhatiin juga lagi sama kak Vano. Idih, caper banget" terus saja ia menyindir Zetlyn dengan merapikan bibirnya yang ia pakaikan lipstik.
"Ngomong sama gue?" kini Zetlyn menoleh menatap gadis itu walau ia tak membalas tatapan Zetlyn. Gadis itu adalah Sasa, siswi yang terkenal karna selalu menganggu Kenan.
"Di toilet ini emang ada siapa lagi selain lo sama gue?" tanya Sasa yang dengan beraninya menatap tatapan Zetlyn yang tajam.
"Jaga mulut lo! Ga bisa ya, sopan sama kakak kelas? Lo itu di sekolahin biar tau sopan santun. Buat apa kalo lo mahal-mahal bayar sekolah elit tapi ga ada gunanya?"
"Kaya gini di sebut kakak kelas? Pantes juga engga. Kata siapa gue sekolah di sini ga ada gunanya? Tau apa lo tentang gue" Sasa tersenyum meremehkan.
"Tau. Lo itu cabe yang sering gangguin Kenan kan? Yang di anggurin karna penampilan lo yang ga seimbang? Yang sok kaya anak kecil padahal bukan? Dan yang terakhir lo juga kan yang jadi bahan bullyan THE DARK sampe-sampe seisi kantin ricuh nyorakin lo? Lo pikir gue gatau? Sorry aja nih ya, gue kenal lo bukan karna nama baik lo. Dari kelas 10 sampe kelas 12 juga tau sama kelakuan lo itu yang kaya cabe-cabean. Liat aja bibir lo yang merah, udah ngalahin lipstik anak kelas 12 kan?!" sangat tertera senyuman sengit di wajah Zetlyn membuat Sasa harus menahan emosi nya.
"Ngaca woi! Lo pikir lo terkenal sama murid-murid di sini karna nama baik lo?! Lo itu terkenal karna banyak masalah, geng lo itu penuh masalah. Ga malu apa bolak-balik ruang BK?!" ia sudah tak bisa mengontrol emosinya dan berteriak di hadapan wajah Zetlyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENGS
Teen FictionKisah geng badboy dan badgirl yang tak mau kalah saing, kedua geng inilah yang cukup di segani oleh setiap murid. Bisa di bilang mereka adalah musuh bebuyutan yang selalu membuat onar. Akan berujung seperti apa mereka akhirnya? Ntahlah.