"Sst.." Bryan memberi kode pada Chiko, dan Genta. Kini mereka berada di depan kelas menggoda para gadis yang lewat di depan kelas mereka, guna menghilangkan rasa bosannya yang menunggu Kenan dan Daniel di toilet.
"Godain gue lo?" ucap Genta dengan menunjuk dirinya sendiri.
"Najis banget gue godain lo, lo kira gue guy?" sentak Bryan dan Chiko tertawa karna dua orang itu.
"Gue punya ide"
Sontak Chiko dan Genta diam dengan wajah bingungnya.
"Jual diri?" Bryan yang tak kuasa menahan emosinya itu menjitak kepala Genta sampai berbunyi 'tak' dan lagi-lagi Chiko tertawa.
"Diri lo gue jual! Gue serius bangsat, dengerin dulu napa!"
"Iya-iya, ide apaan sih?"
Bryan mengetuk-ngetuk jarinya ke dagu. "Gimana kalo kita kasih tau aja ke THE BLACK soal persaingan Daniel sama Kenan. Demi kita bersama juga kok, dengan ini kita bisa mata-matain keduanya, baik Zetlyn maupun Kenan, siapa tau kita dapet info yang menakjubkan, tentang hubungan diantara salah satunya mungkin, itu sama aja menguntungkan kedua pihak kan? Gue liat-liat sih kayanya THE BLACK belum tau apa-apa deh. Bener ga gue?"
"Nah bener! Satu pemikiran juga lo gingsul!" semangat Chiko menggebu-gebu.
Genta masih diam, seperti memikirkan sesuatu.
"Mikirin apaan lo? Hutang beli cilok?" Genta pun menggeleng. "Terus?"
"Gue lagi mikir, kenapa gue ga sepemikiran sama kalian" dan jawaban dari Genta berhasil membuat Chiko geram dan memukul kepala bagian belakang cowok berbulu mata lentik itu.
"Sakit, tolol!"
"Lagi darurat gini coba pake otak lo! Jangan dengkul mulu yang lo suruh mikir!" akhirnya Chiko yang naik darah dan berbalik kini Bryan yang tertawa.
"Yaudah, cepetan!" ajak Genta tiba-tiba.
"Kemana?" tanya Bryan dan Chiko dengan polosnya.
"Makanya lagi darurat gini pake otak lo! Jangan mata kaki mulu yang lo suruh mikir. Ya ke kelas si Zetlyn lah, masa ke ruang BK!" ucap Genta mengikuti perkataan Chiko tadi seraya menjambak rambut keduanya.
"Adaw.. Adaw... Adaw.. Eh goblok! Lepas!" ringis keduanya.
"Titisan dakjal lo!"
----------
Kaki ke tiga cowok itu melangkah masuk ke kelas 11 IPS 1, kedatangan mereka sontak membuat umat-umat di kelas itu memperhatikan mereka dengan tatapan bingung.
Bryan mendekati meja THE BLACK dengan wajah tanpa dosanya, Genta dan Chiko yang melihat Bryan itu hilang di ambang pintu pun mengikutinya.
"Gue minta ID Line" ucap Bryan tiba-tiba membuat gadis-gadis itu terkejut buat main, tak hanya mereka, melainkan Genta, Chiko, dan orang-orang seisi kelas itu juga terkejut saat kata-kata itu keluar langsung dari mulut Bryan.
"Kok minta ID Line sih, Yan?" tanya Chiko yang menatap si gingsul itu dari samping.
"Diem dulu deh, Ko" perintah Bryan pun di dengar oleh Chiko dan si sipit itu diam tak lagi berbicara.
"Sekali lagi gue minta ID Line lo... Kenzie" ucap Bryan tanpa mau basa-basi.
Kenzie tertawa. "Buat apaan? Modus lo? Mau baikan sama kita?"
Bryan diam, menatap Zetlyn yang juga menatapnya.
Tak ingin berlama-lama akhirnya si gingsul itu terpaksa mengambil handphone milik Cristy yang sedang gadis itu genggam di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENGS
Dla nastolatkówKisah geng badboy dan badgirl yang tak mau kalah saing, kedua geng inilah yang cukup di segani oleh setiap murid. Bisa di bilang mereka adalah musuh bebuyutan yang selalu membuat onar. Akan berujung seperti apa mereka akhirnya? Ntahlah.