25. PANIK YANG SANGAT JELAS

691 65 1
                                    

Zetlyn tengah duduk di bangkunya sendiri, tanpa teman-temannya. Ini masih pagi tapi teman-temanya itu sudah berkeliaran tak tahu kemana.

Tiba-tiba Vano duduk di samping Zetlyn membuat gadis itu menoleh ke arah Vano.
"Vano! Muka lo!" sentak Zetlyn terkejut saat melihat wajah tampan Vano hancur karna noda-noda kebiruan.

"Apa sih, Lin? Biasa aja kali" jawab Vano yang mengalihkan pandangannya.

"Ayo!" Zetlyn sudah beranjak dari tempatnya dan menarik tangan Vano.

"Kemana?"

"Gue mau hanyutin lo ke laut!"

"Ih ga mau ah!" Vano berusaha melepaskan tangannya dari Zetlyn.

"Ya ke UKS lah! Ayo cepetan nanti keburu masuk!" lagi-lagi Zetlyn menarik tangan Vano.

"Yaudah ayo!" semangat Vano lalu beranjak dari tempatnya.

"Kok malah seneng sih?" tanya Zetlyn yang menautkan kedua alisnya.

"Mau lo obatin kan? Yaudah ayo! Emang tadi niat gue duduk sama lo itu cuma modus, biar lo panik terus bawa gue ke UKS deh" jawab Vano dengan cengirannya.

Seketika wajah Zetlyn berubah sangat datar sedatar tembok dan melemparkan tangan Vano dengan kasar.

"Cie.. Ngambek. Udah ah ayo ke UKS! Luka gue belum di obatin nih dari kemarin" ucap Vano yang mendorong tubuh Zetlyn dari belakang.

"E.. Eh... Jangan dorong-dorong! Lagian siapa suruh ga di obatin!"

"Emang sengaja, biar lo yang obatin. Pinter kan otak gue?" Vano terus saja mendorong Zetlyn menuju UKS.

"Dih najis!" ketus Zetlyn membuat Vano tertawa.

Zetlyn sedang mengobati luka di wajah Vano, harusnya ini kan tugas PMR tapi saat sampai di UKS ia tak melihat sosok mereka di sana, dan jadilah Zetlyn yang harus repot mengurus Vano.
Mungkin ini sudah rezeki Vano:v

"Udah selesai!" gadis itu menjauhkan tangannya dari wajah Vano. Jarak mereka sejak tadi sangat dekat membuat Vano terfokus pada wajah Zetlyn yang cantiknya natural.

"Makasih, Lin" ucap Vano yang baru tersadar.

"Jadi sekarang lo nih yang bilang makasih?" goda Zetlyn seraya tertawa kecil menggoda Vano. Biasanya kan Zetlyn yang bilang 'makasih'.

"Iihh... Gemeessss..!!" Vano mencubit pipi Zetlyn yang tengah asik merapikan obat-obatan.

"Sakit!"

"Iya-iya maaf, abisnya gereget banget. Udah kan? Yuk ke kelas" ajak Vano yang merangkul Zetlyn keluar UKS. Dan benar saja, sudah tak aneh melihat murid-murid yang kini memperhatikan mereka berdua.

Mereka berjalan di koridor dan berpapasan dengan THE DARK. Zetlyn hanya melirik Kenan yang tidak mengganggunya seperti biasa, Kenan pun sama, ia melirik Zetlyn yang berada di dalam rangkulan Vano, membuat tangannya seketika mengepal kencang. Dan Bryan tersenyum melihat itu.

"Kayanya itu muka yang kemarin belum di obatin deh, masih babak belur gitu. Eh, tapi..." batin Zetlyn yang melototkan matanya dan berhenti melangkah membuat Vano mengerutkan dahinya.

"Gue mau tanya, lo ribut sama siapa sampe kaya gini?" tanya Zetlyn dengan dinginnya.

"Hah? Gue? Hmm.. Itu.. Gue ribut sama itu.. Apa sih namanya.. Hmm.. P-preman. I-iya bener g-gue ribut sama preman. Kemaren gue nolongin ibu-ibu waktu mau pulang" jawab Vano yang sangat tertera gelagapannya. Itu membuat Zetlyn sangat curiga dan memincingkan matanya.

"Bohong"

"Serius, Lin. Masa ga percaya sih?"

Zetlyn tampak sedang berpikir dan tiba-tiba mimik wajahnya berubah lagi.
"Percaya kok" lalu Zetlyn berjalan mendahului Vano, dan Vano hanya bisa bernapas lega mendengar jawaban Zetlyn. Tak mungkin kan ia harus jujur jika cowok blasteran itu ribut dengan Kenan kemarin?.

THE GENGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang