29. JUJUR

678 60 1
                                    

Tak terasa sudah hari minggu, setelah 2 hari yang lalu Zetlyn di antar pulang oleh Bryan, Zetlyn semakin gelisah tentang rumor seorang Kenan.

Zetlyn keluar dari kamarnya dengan legging dan kaus biasa, kini jam masih menunjukan pukul 6 pagi yang berarti gadis itu akan pergi ke luar rumah untuk joging. Karna kemarin ini ia sudah menuntaskan pekerjaannya jadilah sekarang ia bebas.

"Mau joging, non?" tanya Pak Jenal yang melihat gadis itu tengah mengikat tali sepatunya.

"Iya. Saya keluar dulu" pamitnya yang sudah membuka pagar rumah.

"Hati-hati, non"

Zetlyn mengelilingi setengah komplek itu yang memang cukup besar, keringat sudah meluncur di pelipisnya, napas pun sudah mulai tak teratur, gadis itu berhenti di warung kecil dekat taman untuk membeli air mineral.
Ia beristirahat di tempat yang sama saat ia bersama Bryan, di pinggir danau di bawah pohon rindang.

"Aduuhh.." ringis seorang gadis kecil yang tersandung oleh kaki Zetlyn.

"Eh, maaf ya" Zetlyn membantu anak itu berdiri dan mengusap lututnya yang sedikit tergores.

"Maafin kakak ya, kakak ga liat"

Gadis kecil itu hanya mengangguk.

"Mama kamu kemana?"

Ia menggeleng.

"Loh? Kamu kesini sama siapa?"

"Aza! Kemana aja sih? Abang cari-cari kamu, tau ga?!" sentak seseorang yang langsung mengambil tangan anak itu yang mungkin di perkirakan berumur 2 tahun.

"Bryan?" Zetlyn mendongak dan mendapatkan wajah Bryan. Tapi, dengan luka lebam.

"Zetlyn?"

"Lo ngapain disini?" tanya Bryan yang masih menatap Zetlyn.

"Jogging. Lo ngapain?"

"Ngasuh nih bocah"

"Terus muka lo kenapa?"

"Ya biasa, laki"

Zetlyn memutar bola matanya malas.

"Ribut mulu kerjaan lo"

"Dih ga ngaca, lo juga sering kan kaya gini?"

Zetlyn diam, tak menjawab.

"Ini ade lo?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Bukan, dia keponakan gue yang lagi nginep di rumah"

"Oohh, sorry ya tadi ponakan lo jatoh kesandung kaki gue" Zetlyn memfokuskan lagi dirinya pada Aza.

Bryan ikut berjongkok menjajarkan posisinya dengan Zetlyn dan juga Aza.

"Tapi gapapa kan de?" tanya Bryan pada Aza dan ia hanya mengangguk kecil.

"Kenalin, ini kak Zetlyn temennya abang. Ayo salam" ucap Bryan dan Aza menurut, ia mengambil tangan Zetlyn dan menciumnya.

"Hai, nama kamu siapa?" tanya Zetlyn sangat ramah, beda dari Zetlyn yang sebenarnya. Gadis itu memang suka anak kecil, sikap aslinya akan luntur jika sudah berhadapan dengan malaikat kecil. Cowok yang sangat tampan pun mungkin akan kalah. Dan itu membuat Bryan cukup tertegun.

"Aza" jawab gadis kecil itu sangat pelan.

"Cantik banget, matanya gede, bulu matanya juga lentik. Kakak mau gendong boleh ga? Tapi kakaknya bau, gapapa ya?" Zetlyn sudah merentangkan tangannya tapi Aza masih bergeming menatap Bryan.

"Kak Zetlyn baik kok, Za" Bryan mengerti karna keponakannya ini sedikit takut terhadap orang asing.

Aza mendekat meraih tangan Zetlyn, dengan senyum yang mengembang gadis itu menggendongnya.

THE GENGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang