50. HARI KEDUA

229 17 0
                                    

Zetlyn memasangkan kacamata hitamnya, dengan pakaian serba hitam ia menarik sebuah koper. Sudah hampir setengah tahun Zetlyn tak merasakan nuansa seperti ini, hembusan angin Singapura kini telah menyambutnya datang.

Tepat pukul 8 pagi ini Zetlyn melangkahkan kakinya lagi di Singapura, bersama tiga orang rekan kerjanya.

"Cepetan dikit ya" ucap Zetlyn pada supir pribadinya yang kebetulan sama-sama orang Indonesia. Lalu si supir itu hanya mengangguk menuruti perintah  Zetlyn.

"Kita langsung ke kantor nih, Lin?" tanya seseorang yang duduk di sampingnya.

"Ngga, balik dulu"

Zetlyn menatap jendela mobil dengan tatapan kosong ia sangat tak menyangka dengan dirinya sendiri, hanya modal nekat ia berani menggantikan posisi papanya untuk menghadiri rapat penting di Singapura. Ia benar-benar meninggalkan masalah yang ada di Indonesia, ntah itu perihal Kenan, THE BLACK dan lainnya.

----------

"Zetlyn gak ada kabar?" tanya Cristy pada teman-temannya yang kini tengah berkumpul di kantin.

"Handphone dia kayanya mati, gue coba hubungi kak Arga juga gak ada balesan" jawab Alexa.

Ke delapan gadis-gadis itu terdiam tak biasanya Zetlyn seperti ini, sekalipun ia bolos pasti ada kabar walau hanya pesan singkat, tapi ini benar-benar tidak ada kejelasan.

"Balik dari sini langsung ke rumah dia aja, pastiin tu orang ada apa kaga di rumahnya, kalo gak ada coba cari di apartmentnya, di kantornya, di tempat-tempat favoritnya sekalian" ucap Dara yang langsung di setujui oleh mereka.

----------


Kenan melajukan motornya secepat kilat, setelah mendengar percakapan THE BLACK tadi hatinya sangat gelisah, di tambah lagi Zetlyn sangat susah di hubungi setelah kejadian kemarin.

"Please lah Lin, gue mohon jangan gini, gue gak suka kalo gue panik" ucap Kenan di balik helm fullfacenya.

Pria dengan seragam acak-acakan itu menuruni motornya dan langsung berlari memasuki rumah Zetlyn.

"Eh.. Eh.. Siapa kamu?!" teriak Pak Jenal yang menahan tubuh Kenan.

"Saya mau ketemu Zetlyn pak! Minggir!" seraya mendorong Pak Jenal yang menghalangi jalannya.

"Ada urusan apa kamu nyari non Zetlyn?" lagi-lagi Pak Jenal bertanya namun Kenan tak menjawab, dengan sekuat tenaga Kenan melawan dan akhirnya ia lolos dari tahanan Pak Jenal.

"LIN! ZETLYN?!! INI GUE LIN!!" teriak Kenan yang sudah memasuki rumah besar itu.

"LINN---"

"Heh! Kamu siapa?! Berani-beraninya masuk rumah orang sembarangan!" ucap wanita cantik yang terburu-buru menuruni tangga, ya sudah pasti ia adalah Helena.

Kenan menghampiri Helena dan mencium tangan wanita itu, sebagai salam yang tertinggal.

"Maaf sebelumnya kalo gak sopan tante, saya Kenan, saya kesini mau nyari Zetlyn, ada gak tan? Dia ga masuk sekolah kenapa ya? Dia sakit? Atau kenapa?" tanya Kenan yang berusaha semaksimal mungkin agar panik dan gelisahnya tidak tertera jelas.

"Oohh ini Kenan. Pantes mukanya gak asing. Zetlyn gak ada di rumah, Kenan" jawab Helena setenang mungkin.

"Hah?! Gak ada tan? Dia di kantornya? Apa dimana?"

Helena menggeleng dengan tawanya, ia tertawa melihat Kenan yang berusaha menutupi rasa panik itu namun Helena tetap mengetahuinya.

"Zetlyn ke Singapura, Nan"

THE GENGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang