Karena berawal dari berbincang
bisa dengan cepatnya berubah jadi sayang.***
Saat ini Dinda sedang menahan kantuk di ruang dokter, rasa kantuk terus menerus menyerangnya, sudah dari semalam ia tak tidur karena operasi bypass jantung yang diikutinya.
Tiba-tiba saja Kevin datang langsung membuka pintu sampai membuat Dinda langsung berdiri mendengarnya.
"Assalamualaikum ya ahli kubur!"
Dinda yang mendengar itu pun tersentak kaget, dirinya yang hampir saja tertidur langsung berdiri begitu mendengar kalimat itu.
"Ya Allah ampuni hambamu yang penuh salah dan dosa ini. InsyaAllah hamba tak berdosa lagi." Gumam Dinda yang langsung berkomat-kamit membaca doa.
"Tak dimaafkan! dosamu sudah terlalu banyak. Pantasnya pergi saja ke neraka jahanam. Hahaha."
Dinda yang sadar karena mendengar suara tertawa di akhir kalimat pun membuka matanya dan melihat Kevin tersenyum lebar kepadanya.
"Sialan lo. Sialan, sialan, sialan. Lo tuh yang pantasnya pergi ke neraka jahanam!" kata Dinda yang kesal sambil memukul-mukul bahu Kevin yang keras.
Bukannya dilepas Dinda malah semakin memegang-megang bahu Kevin yang kekar.
"Uuh, berotot deh." ucap Dinda dengan nada genit yang membuat Kevin bergidik ngeri mendengarnya. Nampak mata Dinda yang berbinar begitu melihat bahu Kevin.
"Gila lo malah grepe-grepe gue, lepaskan tanganmu yang kotor itu dari bahuku yang suci!" perintah Kevin namun Dinda tak menghiraukannya.
"Gue bilang lepas!" Kevin langsung menarik paksa kedua tangan Dinda yang tak kunjung lepas dari bahunya. Dinda pun mengercutkan bibitnya sebal.
"Gila lo ya? Dari dulu mesum mulu, heran dedek." gumam Kevin sambil mengelus dadanya.
"Siapa yang mesum? Emang megang bahu dibilang mesum? Sejak kapan?"
"Apaan lo bukan megang doang malah lo elus-elus bahu gue, Ih geli gue sialan lo. Gue lapor bisa nih."
"Mana ada yang mau layani kalau laki yang lapor." jawab Dinda yang langsung duduk lagi, saat ini ia berada di ruang pegawai harusnya ia sudah pulang tapi karena menggantikan Yudha yang tak bisa datang karena sakit jadilah Dinda disini tak kunjung pulang.
"Lo juga apa-apaan, datang kesini bukannya ngucap assalamualaikum dengan baik dan benar malah ngagetin orang. Dari semalam gue belum tidur nih, abis operasi bypass jantung sama Rivan lo tahu kan operasi itu berapa lama waktunya, belum lagi gue mau gantiin Yudha yang ada operasi usus buntu. Ah, sialan lo Vin pergi sana." usir Dinda dengan menahan kantuk yang menyerangnya.
Saat Kevin hendak pergi, tiba-tiba saja Dinda malah bangun dan malah membuatnya berada cukup lama disini.
"Eh Vin, tunggu deh."
"Apaan?"
"Kok badan lo makin tinggi sih? Makin berisi juga iya apalagi itu. Uuh makin kekar." Kevin menutupi kedua bahunya dengan tangannya begitu mendengar cara bicara Dinda yang membuatnya merasa geli.
"Udah ya Din, gue malas banget ngeladeni otak kotor macam lo."
"Lo mau kemana pakai seragam bawa ransel besar pula?" tanya Dinda yang baru sadar dengan pakaian Kevin hari ini.
"Niat gue kesini mau pamitan sama kalian, gue dipindah tugaskan ke Semarang."
"Ha? Lo kemana?!" teriak Anetha yang kaget mendengarnya. Begitu juga dengan Rivan yang datang bersama Anetha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Difficult Word
RomanceSekuel dari 🚑 He's My Romantic Doctor 🚑 [End] Judul pertama: Difficult Word Mengisahkan perjuangan cinta dari seorang dokter spesialis Anestesi yang bernama Adinda Nifsihani yang berusaha meluluhkan hati sedingin es layaknya kutub Utara dan Selata...