Tanpa kita sadar, seseorang bisa berubah dalam waktu kedipan mata.
***
"Dinda!" panggil seseorang yang terus berjalan menghampiri Dinda yang nampak tak fokus di depan ruang IGD.Fila yang sedari tadi berada di meja perawat yang melihat Dinda tentu saja heran, datang-datang Dinda malah melamun di depan sana.
"Din!" Dinda langsung tersadar begitu Fila menepuk bahu Dinda.
"Eh iya kenapa?" tanya Dinda.
"Lo ngapain melamun disini? Nggak pulang?"
"Ha? Eh iya ini gue mau pulang. Bye Fil." Fila hanya menggerutkan dahinya melihat tingkah Dinda yang akhir-akhir ini berubah. Dinda lebih sering melamun, dan Dinda yang biasanya langsung pulang begitu operasi selesai malah betah berlama-lama di rumah sakit padahal tak ada pasien yang perlu di operasi.
Saat Dinda masuk ke dalam mobilnya dan hendak menyalakan mesin mobil. Tiba-tiba saja Dinda mengingat hal yang tak pernah rasanya ia lakukan dulu.
Di bayangannya, ia meningat ada Rivan yang sedang tertawa lebar mengejek Dinda yang tak bisa-bisa membawa mobil padahal Rivan sudah mengajarinya lebih dari tiga kali namun Dinda yang tak kunjung bisa-bisa.
"Hah? Ingatan dari mana ini, kapan gue belajar mobil sama Rivan?" gumam Dinda, yang langsung menepis ingatannya yang salah itu dan Dinda lebih memilih untuk menjalankan mobilnya lalu bergegas pulang.
Di pikiran Dinda saat ini hanya ingin pulang lalu mandi karena tubuhnya sudah gerah sedari tadi.
Sesampainya dirumah, Dinda turun dari mobilnya dan membawa peralatan yang di bawanya ke rumah sakit. Seperti sneli, tas, dan beberapa buku-buku kedokterannya yang sudah lama tertinggal di ruang pegawai ia bawa kembali ke rumahnya.
Brak!
Pintu mobil tertutup dan Dinda mengunci mobilnya tak lupa pula mengunci pintu garasi dan rumahnya, lalu Dinda pun masuk dan duduk di sofanya sejenak untuk mengeringkan keringat yang masih mengalir di tubuhnya.
"Ya ampun gue jorok banget." gumamnya yang sadar begitu melihat kondisi rumahnya yang berantakan seperti kapal pecah.
Sampah-sampah dari makanan yang ia beli berserakan di atas meja yang berada di depannya saat ini, selimutnya yang berada di atas tempat tidur terlihat seperti sarang nyamuk karena tadi pagi tak ia lipat akibat panggilan operasi yang datang jam empat subuh siapa yang tidak kaget kalau begitu?
Belum lagi tumpukan piring yang sudah lama tak ia cuci sudah tercium aroma tak sedap.
"Gila parah gue jorok banget." Dinda berdiri dan membersihkan sampah-sampah yang berada di hadapannya terlebih dahulu lalu mencuci selimut dan sprey tempat tidurnya yang terlihat kotor.
Setelah itu Dinda mencuci piringnya, belum apa-apa saja sudah menimbulkan bau yang tidak sedap tercium di hidungnya.
"Busuk banget sialan." Dinda menghidupkan keran air dan membersihkan tumpukan piring yang masih ada beberapa sisa-sisa nasi di atas piring.
Setelah semuanya bersih, Dinda menyapu dan mengepel seluruh rumahnya agar tak kotor. Dinda memeras pelnya dan mengepel seluruh lantai rumahnya.
"Eh sialan ini tikus dari mana?" teriak Dinda histeris begitu melihat seekor tikus yang lewat dari bawah tempat cucian piringnya.
"Haduh Din, lo jorok banget sih sampai ada tikus masuk rumah. Biasanya nggak pernah juga kayak gini, gara-gara lo ini Van."
"Awas aja lo kalau udah pulang dari NTB, langsung gue kasih makan bangkai tikus."gumam Dinda yang tanpa sadar membicarakan Rivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Difficult Word
RomanceSekuel dari 🚑 He's My Romantic Doctor 🚑 [End] Judul pertama: Difficult Word Mengisahkan perjuangan cinta dari seorang dokter spesialis Anestesi yang bernama Adinda Nifsihani yang berusaha meluluhkan hati sedingin es layaknya kutub Utara dan Selata...