Saat sesuatu berjalan tidak seperti apa yang kita harapkan lahirlah rasa yang di namakan kecewa.
***
Daffa terus memainkan boneka beruang kecil yang tergantung ditangannya, ia bingung bagaimana caranya menenangkan anak kecil yang sedang menangis semua cara sudah ia lakukan. Parahnya lagi anak laki-laki ini adalah anak kembar dan dua-duanya sedang menangis malah membuat Daffa semakin bingung bagaimana menengkan mereka sekaligus.Jangankan sekaligus, cukup ditenangkan satu saja ia sudah tenang namun mau bagaimana pun juga mereka anak kembar. Jika yang satunya masih menangis yang satunya malah tambah menangis begitu juga sebaliknya.
Ibunya juga sudah tampak lelah menenangkan kedua anak kembar yang ia gendong sedari tadi. Kedua anak kembar itu di duga terkena demam dan harus di rawat inap.
"Dokter maaf, saya mau minta tolong." Ucap wanita itu dengan nada sedikit tinggi karena suaranya tertutup dengan tangisan kedua anak kembarnya.
"Iya bu, minta tolong apa?" tanya Daffa yang tak kalah keras suaranya.
"Saya mau ke toilet, kayaknya tadi pagi saya salah makan. Titip anak-anak saya sebentar nggak papa ya dok?" Daffa mengangguk dan mengambil alih anaknya dan langsung menggendong tubuh mungil mereka.
"Cicak cicak di dinding." Daffa terus menyanyikan lagu anak-anak dan sedikit mengayun tubuh mereka agar tenang, namun bukannya tenang tangisnya malah semakin menjadi hingga Daffa memutuskan untuk membawa mereka keluar dan bagusnya tangisan mereka sedikit mereda.
Daffa yang melihat itu juga tenang, namun ketenangan itu hanya sekejap disaat anak yang satunya menangis dengan kencang malah membuat kembarannya ikut menangis tak kalah keras dan membuat Daffa semakin pusing dibuatnya.
Bahkan boneka beruang kecil yang biasanya ia letakkan di kantung sneli nya hilang entah kemana.
Ceklek!
Terdengar suara pintu yang baru saja Ayla tutup begitu keluar dari ruangannya. Saat ini Ayla hendak ke kantin untuk makan siang namun langkahnya terhenti di depan ruangannya begitu melihat Daffa yang sedang sibuk menangkan anak laki-laki kembar di depan ruangannya. Nampak Daffa yang sedang kerepotan mengurus dua anak kembar itu ditangannya yang sibuk menangis.
Daffa terkejut melihat tangan Ayla yang dengan cepat langsung menggendong anak laki-laki yang ia gendong di sebelah kanannya.
"Ibunya kemana?" tanya Ayla sambil menengkan anak laki-laki yang masih menangis.
"Katanya ke toilet sebentar tapi sampai sekarang nggak balik-balik." jawab Daffa dan Ayla mengangguk paham.
"Lo dokter bedah anak yang baru itu kan ya? Siapa namanya?" Ayla mencoba mengingat-ingat namun tetap saja ia tak ingat.
"Gue Daffa, lo sendiri?"
"Ayla, spesialis bedah saraf."
Lama mereka berdua berdiri bahkan sampai kaki keduanya merasa sengal, mereka tetap berdiri sambil menengkan anak laki-laki kembar yang diperkirikan masih berumur dua tahun.
Akhirnya mereka berdua pun tertidur lelap, mungkin karena lelah menangis terus. Ayla pun terduduk di kursi tunggu yang berada di koridor rumah sakit. Nampak wajahnya yang lelah karena hampir dua jam ia berdiri, apalagi Daffa yang sudah dari tadi tidak duduk-duduk karena mengurus pasiennya.
Daffa juga ikut terduduk disamping Ayla, mereka berdua sama-sama lelah. Ayla yang melihat anak laki-laki yang dalam gendongannya sedang tertidur lelap pun meras tenang rasa lelahnya seperti hilang seketika melihatnya terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Difficult Word
RomanceSekuel dari 🚑 He's My Romantic Doctor 🚑 [End] Judul pertama: Difficult Word Mengisahkan perjuangan cinta dari seorang dokter spesialis Anestesi yang bernama Adinda Nifsihani yang berusaha meluluhkan hati sedingin es layaknya kutub Utara dan Selata...