Permintaan maaf bukan obat ajaib penghilang ingatan.
Kamu mungkin bisa menghapus rasa bersalah, tapi bukan berarti bisa menghapus rasa sakit.***
"Gila, sumpah demi apa woy gue ngomong kayak gini?" tanya Dinda yang tak percaya, ia tak menyangka kalau dirinya di videokan oleh rekan-rekannya yang lain hingga dirinya viral di dunia maya."Mampus, udah gue bilang jangan kesana lo aja yang nggak mau nurut." jawab Anetha.
"Ih nggak nyangka gue bakal sebarani ini, bagus lah kalau Rivan tahu gue suka sama dia."
Terdiam.
Begitulah respon Anetha saat ini, ia tak menyangka mendengar jawaban temannya yang tak tahu malu. Anetha kira Dinda akan malu dan menyesal ternyata jawabannya di luar dugaan.
"Sumpah ya, lo tuh kaum hawa bukan sih?"
"Lah iyalah, masak kaum adam. Kalau kaum adam udah tumbuh jakun neh."jawab Dinda samba memegang lehernya.
"Gue kira lo bakal malu Din."
"Malu? Kenapa harus malu? Bukannya bagus, jadi gue nggak repot-repot lagi ngasih tau perasaan gue." Anetha hanya cengo, tak percaya dengan yang diucapkan Dinda.
"Coba aja sifatmu pemberani kayak Dinda, pasti kita bakal cepat nikahnya." ucap Rangga yang tiba-tiba saja datang.
"Duh, kayaknya gue harus pergi deh. Gue duluan ya mau mandi lengket nih badan nanti kalau ada operasi telpon aja. Selamat menikmati waktu berduaan pasutri." ucap Dinda sambil mengambil sneli dan tas nya lalu pergi begitu saja.
"Serius yang di video itu Dinda?"
"Ya menurut kamu aja mas, apalagi lihat respon Dinda yang malah bahagia bukannya malu. Kepalaku sakit punya teman kayak dia."
"Pusing kenapa? Perlu mas pijitin kepalanya dek?"
"Nggak usah mas, nggak papa." tolak Anetha, namun bukan Rangga namanya jika tak pernah membangkang.
Rangga pun duduk di sebelah Anetha, dan saat dirinya hendak memijit kepala istrinya itu. Tiba-tiba saja Anetha malah menjauh seperti mual-mual.
"Hueek.."
"Loh kenapa? Kamu sakit?" panik Rangga namun Anetha malah menggeleng sambil menutup mulut dan hidungnya.
"Kamu jauhan deh mas, gara-gara kamu aku jadi mau muntah."
"Salah mas apa loh? Emangnya mas bau?" tanya Rangga yang langsung mengendus-ngendus tubuhnya.
"Tapi mas udah mandi kok."
"Nggak, pokoknya mual terus kalau dekat mas." jawab Anetha yang langsung keluar ruangan dan meninggalkan Rangga seorang diri yang pening dengan tingkah Anetha akhir-akhir ini mulai aneh.
Sementara di lain tempat, Dinda menghidupkan musik keras lagi. Saat ini ia sedang bernyanyi dikamar mandi. Sudah hampir satu jam ia seperti ini.
"Love you every minute, every second."
"Love you every where and any moment."
"Always and forever I know."
Entahlah, kenapa rasanya bahagia sekali. Apa benar dirinya jatuh cinta? Kenapa rasanya indah sekali? Baru kali ini ia merasakannya, bisa dibilang tidak ada yang pernah Dinda sukai dan yang menyukainya pun tak ada karena sikapnya yang terlalu bar-bar jadi tak ada yang mau mendekat.
Sadgirl.
Drrt Drrt Drrt
Dinda yang mendengar suara ponselnya berdering langsung tergopoh-gopoh keluar dari kamar mandi dan mengangkat telponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Difficult Word
RomanceSekuel dari 🚑 He's My Romantic Doctor 🚑 [End] Judul pertama: Difficult Word Mengisahkan perjuangan cinta dari seorang dokter spesialis Anestesi yang bernama Adinda Nifsihani yang berusaha meluluhkan hati sedingin es layaknya kutub Utara dan Selata...