Part 46

7.8K 518 21
                                    


Tanpa terasa enam bulan sudah berlalu. Dan kehamilan Anetha yang saat ini sudah menginjak usia ke sembilan bulan membuat Rangga harus kocar-kacir dibuatnya.

Cuma pria itu yang paling tidak tenang karena minggu ini Anetha akan melahirkan anaknya. Tapi Anetha santai-santai saja ia tak mau terlalu pusing memikirkannya.

Disaat Rangga sedang sibuk mempersiapkan barang, Anetha malah duduk selonjoran di atas sofa sambil memakan kerak telur yang di belikan oleh Rangga sepulang kerja tadi.

Untung yang ini minta kerak telur. Coba yang dulu-dulu, minta makanannya selalu yang sudah langka.

"Kamu ngapain sih mas dari kemarin sibuk mulu. Aku yang hamil aja santai-santai aja." Ucap Anetha sambil menonton drama Korea di laptopnya.

"Lah iya kamu santai-santai mas yang harus sibuk. Kalau kamu lahirannya jadi malam ini gimana? Ini barang-barang siapa juga yang bawa?" tanya Rangga sambil memasukkan beberapa baju-baju yang sudah ia pilih ke dalam tas.

Anetha yang mendengar itu hanya diam saja, ia tetap fokus dengan drama yang ia tonton.

"Nonton drakor teros." Cibir Rangga kesal yang melihat istrinya itu sehari-harinya hanya menonton.

"Oh jelas harus dong, biar anaknya ganteng kayak oppa-oppa."

Rangga melongos tak percaya dibuatnya.

"Terserah kamu aja. Mas mau pergi dulu pagi ini mau rapat pemilik rumah sakit yang baru." Anetha yang mendengar itu langsung mengeluarkan drama dari laptopnya. Ia tertarik dengan topik ini.

"Eh iya, jadi beneran Rivan ya?" tanya Anetha penasaran dan Rangga hanya mengangguk.

"Jaga diri baik-baik, nanti kalau ada apa-apa telpon aja. Jangan buka pintu kalau ada yang manggil."

"Mas kira aku anak kecil apa?" Rangga terkekeh pelan. Ia mengecup kening istrinya itu cukup lama dan langsung pergi.

"Hati-hati ya," ucap Anetha dan Rangga hanya mengangguk saja sebagai jawaban.

Melihat Rangga yang sudah pergi keluar dari rumahnya. Anetha langsung mengambil ponsel dan segera mengirim pesan pada Dinda.

Woi cuk


Melihat Dinda yang baru saja mengetik membuat Anetha mengigit jari, ia tak sabar memberi tahu kabar ini.

Adin Gubluk

Opo kowe?

Anetha kembali mengetik, jari jemarinya dengan cepat segera memberi tahu Dinda.

Hari ini Rangga ada rapat buat pemilihan siapa yang jadi pemilik rumah sakit. Katanya si Rivan sama Professor Dendi kan ya?


Adin Gubluk.

Iya emang. Kenapa lo? Heboh betul.

Asik kalau Rivan beneran kepilih berarti banyak duit dung lo.


Adin.

Oh jelas dong bunda. Nanti gue tinggal angkat-angkat kaki aja datang tuh duit.

Anetha langsung tertawa begitu membaca pesan Dinda. Temannya itu memang tidak tahu malu.

"Dok, ada pasien!" teriak Fila pada Ayla yang baru saja sampai di IGD.

Ayla yang mendengar itu langsung saja berlari ke IGD. Langkahnya terhenti begitu sampai disana.

The Doctor Difficult WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang