Part 47

8.3K 552 28
                                    

Setidaknya ada satu keajaiban untuk setiap tindakan yang berani.

***


Drap Drap Drap

Derap langkah kaki seseorang terdengar menggema di sepanjang koridor rumah sakit.

Kevin yang saat ini berlari untuk melihat temannya yang di kabarkan sudah melahirkan langsung bergegas kesini.

Memang tidak bisa seenaknya begitu saja untuk mendapatkan ijin cuti saja sudah susah minta ampun mengurusnya. Namun karena satu bulan ini Kevin ikut bertugas jadilah ia mendapat ijin cuti selama satu minggu ini dan hari ini adalah hari terakhirnya ia bebas sebelum kembali lagi ke kesatuannya.

Brak!

Mendengar suara pintu yang dibuka membuat Anetha dan Rangga yang berada di dalam ruangan mengalihkan perhatiannya pada seseorang yan sudah berdiri disana.

"Kecap bango!" teriak Dinda terharu saat ia baru saja keluar dari toilet.

Dinda langsung menghampiri dan memeluk Kevin. Sudah lama sekali ia tak bertemu dengan pria yang bertubuh tegap ini.

"Udah peluk nya jangan lama-lama." Ucap Rivan memisahkan. Dinda hanya diam saja.

"Parah lo hampir satu tahun lo nggak perah ngasih kabar." Ucap Dinda laid an Kevin hanya tersenyum.

"Emangnya dia pacar lo harus dikasih kabar tiap saat?" kini Rivan yang menjawab ucapan Dinda barusan. Dinda bahkan baru tahu kalau Rivan ini orangnya cemburuan.

"Wah itu ya keponakan gue." Ucap Kevin yang langsung mengubah topik. Ia lalu berjalan ke arah Rangga yang saat ini sedang menggendong Kenan.

"Boleh gue gendong?" tanya Kevin dan Rangga langsung mengizinkannya.

Dengan sangat hati-hati Kevin menggendong tubuh mungil itu di tangannya yang kekar. Kevin tersenyum lebar saat melihat Kenan tersenyum menatapnya.

"Haduh pintarnya kamu. Namanya siapa?" tanya Kevin sambil menatap lembut pada Kenan.

"Kenan om," jawab Dinda.

"Oh iya makasih tante."

"Palak lo tante. Enak banget manggil tante-tante!" ucap Dinda tak terima saat Kevin malah memanggilnya tante.

"Lah kan ini keponakan lu juga. Gue aja di panggil om nggak masalah kok."

"Nggak bisa gitu dong!"

"Udah-udah ribut aja terus kalian berdua ini kalau ketemu. Pusing gue." Ucap Anetha memisahkan.

Dinda dan Kevin langsung terdiam begitu Anetha yang angkat suara. Takut bakalan lebih ngamuk dari yang marah.

"Tumben lo nggak makek seragam?" tanya Rangga pada Kevin yang saat ini hanya memakai kemeja panjang dengan lengannya yang di gulung dan celana jeans hitam.

"Oh sekarang kan lagi masa cuti." Jawab Kevin.

"Gue kira lo mau pamer." Sahut Dinda lagi yang memulai pertengkaran.

"Waktu itu kan gue masih junior jadi mau nggak mau harus makek."

"Makin item aja lu Vin," ucap Dinda lagi dan Kevin tak terlalu merespon ucapan Dinda barusan.

"Iyalah orang panas-panasan, dari siang sampe malam di luar. Ikut apel belum lagi kalau di kapal." Jelas Kevin yang membuat Dinda hanya mengangguk-angguk sok mengerti padahal aslinya tak tahu apa yang dimaksud Kevin barusan.

The Doctor Difficult WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang