Setelah kemarin Rivan melamar Dinda di rumah sakit, Rivan pun kembali lagi datang ke rumah Dinda yang berada di Surabaya bersama Hendro. Daffa sudah kembali ke Jerman dan berhasil membawa Ayla untuk ikut padanya kesana.
Acara lamaran pun berjalan lancar karena kedua orang tua Dinda juga sudah tau dan sangat mengenal Rivan dengan baik.
Dan sekarang Rivan tinggal menunggu hari pernikahannya yang akan segera datang dalam waktu satu bulan lagi. Tentu hal itu bukanlah hal yang sebentar dan juga bukan hal yang lama.
Mengingat Abimayu yang tak bisa mondar-mandir antara Jakarta dan Surabaya. Rivan pun akhirnya memutuskan untuk menggelar acara pernikahannya di kampung halamannya itu, dan kedua belah pihak keluarga juga setuju dengan saran Rivan.
Rivan terus melihat kalender yang sudah ia tandai dengan spidol merahnya. Dalam setiap harinya ia membuat tanda silang ketika satu hari telah terlewati.
Hari pernikahannya yang menuju dua minggu lagi itu membuat perasannya campur aduk antara senang dan gugup. Belum menikah saja sudah seperti ini duluan.
Berulang kali terdengar suara helaan nafas dari mulutnya kala ia memikirkan hal itu.
"Dokter?" panggil pasiennya pada Rivan yang tampak bengong.
Fila yang saat ini menjadi perawat di sampingnya segera menegur Rivan dengan suaranya yang cukup lantang agar dokter itu tersadar dari lamunannya.
"Dokter!"
"Eh iya... Ah maaf saya nggak fokus." Ucap Rivan terkejut.
"Tadi sampai mana ya?" tanya Rivan berbisik pada Fila yang menunjukkan raut tak percaya pada Rivan yang menatapnya.
Rivan langsung terbatuk-batuk jaim dan kembali fokus dengan posisi duduknya.
"Maaf ya bu, kita lanjutkan yang tadi."
"Dari hasil yang saya lihat ibu ini terkena gangguan penyakit katup jantung jenis steniosis katup jantung. Kondisinya membuat darah tidak dapat mengalir ke seluruh tubuh ibu dan bisa timbul gaga jantung nantinya." Jelas Rivan dan ibu itu pun langsung memegang jantungnya, terkejut. Ia tak menyangka di usianya yang bisa dibilang masih muda ini akan terkena penyakit seperti itu.
"Kalau boleh tahu, alasannya kenapa ya dok? Saya selalu menjaga kesehatan saya. Tidak pernah merokok apalagi minum-minum. Tapi kenapa bisa... S-saya.."
"Kelainan katup jantung ini bisa juga sebelum kelahiran, tetapi bisa juga didapat pada satu titik kehidupan. Dan beberapa diantaranya tidak diketahui apa penyebabnya." Tampa kraut wajah wanita berumur dua puluh dua itu terlihat sedih. Rasanya Rivan sangat familiar dengan pasiennya yang satu ini. Apa salah satu mantannya? Tapi rasanya tak mungkin karena jika itu mantannya pasti akan menegur atau menggodanya duluan seperti beberapa mantan lainnya yang pernah ia temui selama ini.
"Baik dok. Terimakasih, saya permisi dulu." Ucap wanita itu terburu-buru dan langsung bergegas pergi. Saat Rivan meletakkan kacamatanya di atas meja, ia langsung membulatkan matanya begitu melihat undangan pernikahan Kevin.
Pernikahannya di tunda sampai tahun depan karena Zeta sakit ternyata. Tapia pa Kevin tahu tentang penyakitnya?
"Jadi yang barusan itu calon istrinya Kevin?" ucap Fila heboh. Rivan tak begitu menggubrisnya. Kevin benar-benar sial atau bagaimana? Kenapa ia selalu di hadapkan dengan posisi ini?
Kemarin Dina yang meninggal karena penyakit kanker otak dan sekarang Zeta yang memiliki penyakit katup jantung.
Rivan bahkan mendoakan Kevin untuk bahagia. Setidaknya untuk yang satu ini. Rivan sendiri juga kasihan dengan Kevin karena sifatnya berubah. Lebih banyak diam daripada berbicara semenjak Dina meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Difficult Word
RomanceSekuel dari 🚑 He's My Romantic Doctor 🚑 [End] Judul pertama: Difficult Word Mengisahkan perjuangan cinta dari seorang dokter spesialis Anestesi yang bernama Adinda Nifsihani yang berusaha meluluhkan hati sedingin es layaknya kutub Utara dan Selata...