"Seberat-beratnya cobaan yang kita hadapi
janganlah mengeluh, karena Tuhan percaya kau bisa melaluinya dan masih banyak cobaan yang lebih berat yang sedang menantimu.”***
ALARM dari jam beker yang berada di atas nakas berwarna merah muda itu berbunyi, membangunkan gadis yang masih tertidur lelap diatas kasurnya. Tangannya meraba nakas dan mendapatkan alarm berwarna putih itu, Alca segera mematikan jam bekernya itu. Gadis cantik berambut sebahu itupun segera bangun dan melangkah ke arah kamar mandi.
Dalam waktu 10 menit, ia sudah keluar dari sana dan segera bersiap untuk pergi ke kampus barunya. Alca mengenakan celana hitam panjang dengan baju kemeja putih yang ia masukkan kedalam celana. Ia menata rambutnya dengan serapi mungkin. Setelah siap, Alca segera turun sambil memakai tas ranselnya, ia melangkah kearah dapur untuk sarapan pagi.“Pagi bunda,” sapanya kepada Cerry yang berada di dapur saat itu.
“Pagi sayang," balas Cerry sambil tersenyum kearah Alca.
“Abang mana, bun? Tumben pagi-pagi udah ilang.” Tanya Alca sambil menyeruput susu hangat yang berada diatas meja.
“Ada urusan dia tadi makanya cepet-cepet pergi, hari ini dia ke sudah ke Bandung," jelas Cerry.
“Oh gitu, yaudah bunda Alca berangkat dulu, ntar telat lagi,” ucap Alca lalu berdiri dan menyalimi punggung tangan Cerry.
“Iya kamu hati-hati ya.”
“Siap bunda, assalamualaikum.”
“Walaikumsalam,” jawab Cerry.
Alca melenggang pergi dari dapur menuju ke teras rumahnya, sang ayah sudah menunggunya sejak tadi, ya mereka berangkat besama-sama karena letak kampus Alca satu arah dengan kantor Rio. Saat Alca keluar, Rio sedang meminum kopi di teras rumah terebut.
“Ayo yah, Alca dah siap," ucap Alca saat gadis itu baru saja keluar dari rumah.
“Sudah? Yuk berangkat," ucap Rio lalu berdiri dan segera mengambil kunci mobilnya diatas meja.
Alca mengikutinya dari belakang, keduanya masuk kedalam mobil. Setelah semua siap dengan sabuk pengaman yang melintang ditubuh mereka agar menjaga keduanya tetap aman jika terjadi hal yang mendadak.
Sesampainya di depan kampus Alca, Rio segera menyetop mobilnya. Alca pamit kepada sang ayah sebelum keluar dari mobil, gadis itu mencium punggung tangan Rio. Setelah itu barulah gadis tersebut keluar dari mobil. Saat Alca keluar dari mobil banyak pasang mata yang mengamatinya, tak heran karena gadis itu cantik walaupun tidak mempunyai badan yang goals.
“Hai, nama lo siapa?” Sapa seorang perempuan yang menghampiri Alca saat gadis itu tengah duduk di gazebo seorang diri.
Alca menengok dan melihat sosok gadis berambut panjang di ikat ponytail sedang menatap kearahnya dengan senyuman yang menghiasi wajah manisnya.
“Gue Alca, lo siapa?” Jawab Alca lalu balik bertanya kepada gadis itu.
“Gue Vanila.Vanila Reikanesi," jawab gadis itu.
“Oh kalau gitu gue Salsya Adistia, panggil aja Alca,” perjelas Alca.
“Okey, Alca.”
KAMU SEDANG MEMBACA
RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]
Teen FictionCerita ini merupakan sequel atau kelanjutan dari cerita sebelumnya yaitu "Prince and Princess" yang mengisahkan tentang dua orang remaja berusia 16 dan 18 tahun. Mereka sudah saling mengenal dan bersahabat lama yaitu sekitar 16 tahun saat keduanya m...