-Chapter 43-

973 52 13
                                    

"Jika kita yakin, kita bisa dan yakin jika peluang itu ada, maka tujuan yang ingin kita capai akan tercapai."

***

BEBERAPA bulan kemudian. Suara dari pengeras suara di bandara terdengar. Sebentar lagi pesawat akan mendarat di bandara Soekarno-Hatta.  Ada yang sekedar transit dan ada juga yang memang ingin balik ke Jakarta.

Telapak kakinya kini sudah menginjak lantai bandara Soekarno-Hatta itu. Akhirnya dirinya pulang, tidak sendiri, melainkan bersama dengan kedua orang tuanya yang sekalian ikut setelah menghadiri acara wisudanya.

Sesaat setelah mereka bertiga keluar dari sana. Seseorang sudah menunggu di depan pintu bandara tersebut. Tidak salah lagi kalau yang ia tunggu sekarang ada di hadapannya, Rafa.

"Haii, lama tidak berjumpa, pacar Alca," sapa gadis yang berada di depannya itu.

"Hm, lama tidak berjumpa juga, pacar gue," balas Rafa.

Alca memeluk Rafa dengan erat, melepas rindu yang sudah lama tertahan di hati masing-masing. Kali ini, mereka tidak akan berjauhan lagi, ya tidak akan. Rafa akan menetap di Indonesia mulai sekarang.

Alca melonggarkan pelukannya, ia menatap kearah laki-laki itu lalu mengalihkan pandangannya ke arah belakang Rafa. Di sana ia melihat kedua orang tua Rafa yang tersenyum melihat ke arah dirinya dan Rafa.

Alca memundurkan langkahnya lalu berjalan menuju Rina dan Abdy.

"Hallo om, tante, lama nggak jumpa juga nih, Alca kangen!" ucapnya sambil memeluk Rina.

"Haha, iyaa kami juga kangen kok sana Alca," jawab Rina.

"Iya nak," timpal Abdy.

Alca melonggarkan pelukannya, ia menatap keduanya sambil tersenyum. Rina mengelus rambut gadis itu penuh sayang. Sedangkan Abdy tidak menghilangkan senyumannya, menatap Alca dan Rafa secara bergantian. Rafa mendekat ke arah mereka bertiga.

"Kita pulang sekarang gimana?" tanya Alca.

"Yuk yuk, udah gak sabar pengen cepat sampai rumah," jawab Rina.

"Alca kesini sama siapa?" tanya Abdy.

"Sama kak Rana kok om, itu dia lagi di mobil nungguin," jawab Alca.

"Ohh om kira naik mobil sendiri haha."

"Haha, bisa masuk rumah sakit Alca kalau naik mobil sendiri," jawab Alca bercanda.

"Hahaha." Semuanya tertawa karena candaan Alca, begitu juga dengan Rafa.

Sampai di parkiran, mereka berempat masuk ke dalam mobil dan segera pulang dari sana.

***

"KAMU di sini masih lama ya?" tanya wanita itu.

"Hm, mungkin, sekitar satu tahun lagi," jawab pria yang ada di dalam sel.

Wanita itu menghela napas panjang dan berat. Ia mengangguk-angguk mengerti, mencoba untuk tabah dan ikhlas dengan semua cobaan ini.

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang