-Chapter 13-

973 45 14
                                    

"Aku yakin kamu kuat menghadapi semuanya, aku tau kamu bisa melewati semuanya, bertahanlah, ini hanya sebentar, setelah ini, kebahagiaan yang akan kau dapat."

***

SETIBANYA di rumah Alca, Rafa segera menuntun Alca masuk kedalam dengan sabar. Kedua kaki gadis itu lemas karena kedinginan. Rambut dan baju yang ia kenakan, basah kuyup.

Mereka sudah masuk kedalam, Alca duduk di atas kasurnya. Ia menahan bendungan di kedua manik matanya agar tidak jatuh kebawah. Rafa hanya bisa menatap kasian kearah gadisnya itu.

"Ca," panggilnya lembut.

Alca tidak menyahut, tapi ia mendengarkan.

"Ganti baju lo, supaya gak masuk angin," suruh Rafa.

"Hm."

Alca pelan-pelan berdiri lalu berjalan kearah kamar mandi yang terletak di belakang dekat dapur. Rafa keluar dari kamar Alca dan memilih untuk duduk di sofa ruang tengah yang tidak terlalu besar.

Cowok itu tampak berpikir keras, siapa sebenarnya yang melakukan ini kepada keluarga Alca? Dan mengapa mereka tega membully Alca sedemikian rupa? Toh berita itu belum pasti kebenarannya. Masih tuduhan sementara.

Rafa mengeluarkan ponselnya dan membuka lock screen nya, ada dua pesan masuk dari Zidan beberapa saat yang lalu. Rafa segera membukanya dan membaca pesan tersebut.

Rafa mengalihkan pandangannya kearah Alca yang hendak masuk kedalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafa mengalihkan pandangannya kearah Alca yang hendak masuk kedalam kamarnya. Gadis itu terlihat lesu dan tidak bersemangat. Setelah selesai bersemedi di dalam kamarnya, Alca keluar dan menghampiri Rafa.

"Lo belum makan kan?" tanya Rafa.

Alca menggeleng pelan karena memang dirinya belum menyentuh makanan sedikit pun dari pagi.

"Tau dari mana aku belum makan?" tanya Alca.

"Cari makan mau?" Bukannya menjawab Rafa malah menawarkan sesuatu kepada gadis itu.

"Kamu gak repot?" tanya Alca.

"Gak."

"Tugas kuliah kamu?"

"Belum ada."

Alca mengangguk-angguk mengerti.

"Mau apa nggak?"

"Mau, bentar aku ganti baju," ucap Alca lalu segera bangkit dan berjalan menuju kamarnya lagi.

Sejurus kemudian, gadis itu sudah keluar dari kamarnya dengan baju santai. Celana jeans panjang dan hoodie berwarna putih. Rambutnya sengaja ia gerai karena tidak terlalu panjang dan ribet.

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang