-Chapter 6-

1.2K 49 16
                                    

"Sekarang, kamu adalah sumber kebahagian ku, dan aku berharap kamu tidak akan menjadi sumber kekecewaan ku kelak."

***

SIANG itu, tepatnya di perpustakaan umum daerah Jakarta, seorang gadis sedang duduk di tengah-tengah rak buku yang menjulang tinggi dan penuh dengan buku-buku novel kesukaannya. Hari ini gadis itu tidak mempunyai jadwal kuliah dan tidak ada tugas yang harus diselesaikan. Artinya dia sedang bebas.

Ia tidak sendirian, gadis itu bersama dengan sahabatnya, Lizzi. Namun, Lizzi datang kesini bukan untuk bersantai, melainkan mengerjakan makalahnya yang kebetulan buku-buku untuk mencari bahan materi itu ada di perpustakaan ini.

"Wahh, buku-bukunya bagus banget, udah lama gak kesini," gumam Alca sambil meneliti rak buku itu untuk mencari lebih banyak novel.

"Iya ya, bagus-bagus." Sebuah suara tiba-tiba muncul di samping telinga kanan Alca.

Sontak gadis itu terlonjak kaget hingga melompat ke samping kiri untuk menghindari suara itu. Matanya melotot karena kaget dengan suara yang datang tiba-tiba itu. Semua buku yang ada di genggamannya berjatuhan ke lantai dan alhasil menimbulkan suara yang cukup bising. Untungnya perpus tidak terlalu ramai saat itu.

"Kakak ngapain sih disini?!" Ucap Alca dengan pekik yang tertahan.

"Iseng," jawab seseorang itu sambil memungut buku-buku yang dijatuhkan oleh Alca tadi.

"Alca lo kenapa?" Lizzi tiba-tiba datang karena gadis itu juga terkejut mendengar suara bising tadi.

"Hah? Gak papa hehe," jawab Alca.

Lizzi mendekat dan melipat kedua tangannya di depan dada. Ia menatap aneh kepada laki-laki yang sekarang berdiri di depan Alca. Cowok itu melengah dan langsung terkejut saat melihat gadis yang kini sedang menatapnya aneh.

"Loh? Vania?" Panggil cowok itu.

"Kak Agra?" Lizzi pun demikian.

Keduanya saling menunjuk dan tersenyum saat menyadari kalau keduanya saling kenal. Hanya Alca yang seperti orang bego di antara mereka karena tidak tahu apa-apa.

Setengah jam kemudian...

"Ohh jadi Kak Agra ini mantannya Cece ya?" Tanya Alca memastikan.

"Iya Ca," jawab Lizzi.

"Pantesan kalian saling kenal," ucap Alca lagi.

"Hm, jadi lo udah tau kan, sekarang gue yang nanya, kalian kok bisa saling kenal?" Tanya Lizzi.

"Dia senior gue," jawab Alca.

"Oh iya ya, gue lupa kalau lo jurusan hukum Ca, karena muka lo gak cocok di jurusan hukum wkwkwk," ceplos Lizzi.

"Anjir lo," umpat Alca.

"Hahaha, setuju nih gue sama lo, Van," timpal Agra.

Keduanya melakukan tos untuk membully Alca.

"Setan lo berdua," umpat Alca lagi.

"Eitss!! Gue kasih tau Rafa lo," adu Lizzi.

"Eh!! Jangan jangan, Lizzi mah gitu," rajuk Alca.

Seketika Agra menjadi diam saat nama Rafa disebut.

"Rafa itu pacar lo yang di Jerman ya?" Tanyanya tiba-tiba.

"Hah? Kok lo tau kak?" Tanya Alca.

"Banyak kali yang udah tau, gue denger dari anak-anak aja," jawab Agra.

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang