-Chapter 1-

3.5K 106 11
                                    

“Jika kau melangkah terlalu jauh
maka jangan lupa untuk mengingat jalan pulangmu.
kenapa? Karena jika urusanmu telah selesai
maka kau tahu, kemana arah jalan pulang itu.”

***

1 tahun kemudian.
Suasana sore hari yang cerah langit yang semula biru terang perlahan berubah menjadi jingga dengan semburat merah yang dihiasi awan-awan berwarna putih, bak lukisan artis yang sangat indah dan nyata, sungguh indah karya Tuhan Yang Maha Esa.

Langkah demi langkah ia telusuri menggunakan kedua kakinya yang sekarang terasa sangat pegal dan nyeri. Namun, sepertinya gadis itu tidak kehilangan semangatnya. Ia terus berjalan hingga akhirnya sampai ke tempat tujuannya, rumah.

Gadis yang dulunya berusia 17 tahun itu kini sudah menginjak usia 18 tahun. Ia baru saja lulus SMA beberapa minggu yang lalu dan kini gadis berambut sebahu itu itu akan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

“Assalamualaikum, Alca pulang,” ucapnya saat memasuki rumah.
Gadis itu melangkah masuk dan segera mencari keberadaan orang rumah.

Ternyata mereka semua kini sedang berada di halaman belakang. Bundanya, Ayahnya, dan Kakak kembar laki-lakinya. Alca tersenyum dan tidak sabar menyampaikan kabar gembira itu kepada mereka semua.

“Loh Alca udah pulang,” ucap sang ayah saat melihat putrinya sudah berdiri di pintu dapur yang mengarah langsung ke bangku yang mereka duduki.

“Iyaa, aku kira dimana sekalinya kalian disini,” ucap gadis itu lalu mendekat kearah mereka dan mengambil tempat duduk di atas rerumputan hijau yang sangat subur.

“Gimana? Lulus gak?” Tanya sang bunda sambil menatap anak gadisnya itu dengan tatapan penuh harap.
Alca tersenyum kearah mereka berempat.

Camila yang tidak tahu apa-apa pun juga ikut tertawa melihat Alca tersenyum lebar.

“Lulus gak lo?” Tanya Raka yang duduk di ayunan bersama Camila dipangkuan nya.

“Alca... Diterima... Di UI!!” Soraknya dengan sangat gembira.

Ketiga orang dewasa itu terkejut dan segera menatap takjub dengan gadis di hadapan mereka ini. Cerry menutup mulutnya tidak percaya karena Alca berhasil masuk UI dengan jalur SNMPTN. Rio pun bangga dengan Alca karena anak gadisnya itu berhasil masuk dan mengambil jurusan yang Alca inginkan.

Alca ingin menjadi jaksa dan ia harus masuk jurusan hukum. Walaupun daya tariknya bukan hanya disitu, tetapi semoga jalan yang ia pilih ini adalah yang terbaik dan jalan yang benar. Menjadi seorang penulis novel saja tidak akan cukup baginya, ia harus kuliah di bidang lain agar bisa memperoleh pekerjaan yang bisa menghasilkan banyak uang, untuk keperluan hidupnya nanti. Gadis itu tidak mau menyulitkan orang tuanya. Sungguh, baginya hal itu sangat tidak pantas ia lakukan.

“Beneran sayang?” Tanya Cerry memastikan.

“Beneran bunda," jawab Alca dengan senyum sumringah.

“Hebat kamu nakkk!!!” Sorak Rio dengan bangga sambil menangkup wajah Alca.

“Keren lo Ca, bangga gue punya sodara kembar kayak lo,” timpal Raka sambil mengacungkan jempolnya.

“Yeeeee, Kak Aca hebattt!” Sorak Camila sambil bertepuk tangan, ikut senang dengan pretasi yang kakaknya miliki.

Alca tidak henti-hentinya tersenyum mendengar segala pujian yang terlontar dari mulut keempat orang tersebut. Ia belum memberi tahu Rafa, ngomong-ngomong seperti apa kabar Rafa disana? Alca rindu dengan kekasihnya itu.

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang