-Chapter 44-

980 53 16
                                    

"Semua orang menginginkan akhir yang bahagia setelah menghadapi banyak kepahitan dalam hidup, begitu juga denganku."

***

HARI semakin malam, namun Rafa tak kunjung pulang ke rumahnya dan masih setia menempel kepada Alca yang kini sedang mencuci piring di dapur.

Orang tua Rafa juga belum pulang dan masih berbincang dengan Cerry di ruang tengah. Rafa tidak henti-hentinya menatap Alca yang sedang membasuh piring-piring kotor.

"Ngapain sih ngeliatin mulu dari tadi? Aku cantik ya?" tanya Alca.

"Iya, cantik," jawab Rafa.

BLUSH!!

Seketika wajah Alca memerah karena ucapan spontan dari Rafa. Gadis itu mencoba untuk menenangkan dirinya dan berusaha untuk menyembunyikan pipi merahnya.

"Iya aku tau kok kalau aku cantik," ucap Alca percaya diri.

Rafa mendekat lalu mendekap Alca dari belakang. Sontak gadis yang ia peluk ia menegang dan tidak berani bergerak.

"Lo mulai pede banget ya, Ca," ucap Rafa.

"Em-emangnya kenapa? Gak boleh?" tantang Alca.

"Boleh, gue suka malah," jawab Rafa.

Alca tertawa kecil. Tidak tahu kenapa Rafa menjadi manja seperti ini kepada dirinya.

"Raf lepas, nanti ada yang liat," suruh Alca.

"Gak papa, kan kita udah mau nikah juga," jawab Rafa.

"Hah? Nikah?"

Sepertinya Alca ketinggalan berita, Rafa tersenyum menyadari jika gadis itu sangat terkejut sekarang ini. Rafa bukannya melepas pelukannya, malah mempererat dekapannya.

"Iya, itu orang tua kita lagi ngerundingin," ucap Rafa.

"Be-benera?" tanya Alca lagi.

"Iya sayang," jawab Rafa sedikit gerigitan.

"Tapi kan, ayah masih di penjara, aku gak mau nikah tanpa ayah," ucap Alca.

Rafa terdiam seribu bahasa, tidak tahu lagi harus berkata apa. Tutur kata Alca sangat menggambarkan jika ayahnya adalah segalanya bagi dirinya. Dan tanpa ayah, Alca tidak mungkin mau menikah.

Tangan Alca dibasuh oleh Rafa menggunakan air bersih untuk menghilangkan sabun yang ada di tangannya. Alca hanya diam saja, kemudian Rafa membalikkan tubuh gadis itu dan menatap matanya.

"Lo tenang dulu, kita gak bakal nikah tanpa ayah lo kok," ucap Rafa.

"Betulan? Kamu gak buru-buru?" tanya Alca polos.

Rafa tertawa mendengar ucapan Alca yang sangat lugu itu.

"Haha, nggak lah, lo juga masih kuliah dan mau nyari kerjaan kan?"

"Iyaa," jawab Alca.

"Yaudah, gue bakal biarin lo ngejar mimpi lo dulu, baru kita bakal pikirin rencana selanjutnya ya," jelas Rafa.

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang