-Chapter 8-

1K 49 2
                                    

"Jangan menyerah sekarang, ini baru permulaan dan bukan waktunya untuk menyerah, bangkitlah, ayo berjuang lagi, diriku."

***

PAGI itu, saat dirinya baru saja melangkah keluar dari apartemen, ia terkejut bukan main saat melihat seorang gadis tengah berdiri di depan pintu apartemennya. Gadis itupun juga sama terkejutnya dan Rafa bisa melihat itu di wajahnya.

Cowok itu menaikkan satu alisnya keatas, maksud untuk menanyakan kedatangan gadis yang berdiri di depannya ini. Sementara yang ditanya sepertinya tidak mengerti dengan isyarat wajah itu, terlihat di wajahnya kalau si gadis tidak tahu.

"Ngapain?" Tanya Rafa singkat.

"Hah?" Sahut gadis itu spontan dan sedikit terkejut.

"Lo," sambung Rafa memperjelas.

"Ehh, gini kak, kemarin aku pinjam buku kak Rafa dari kak Zidan. Ini baru bisa ngembaliin," ucap gadis itu sambil menyodorkan buku tersebut.

Rafa ingat, kalau gadis ini adalah gadis yang pernah menyatakan perasaannya kepada Rafa sambil menyodorkan sekotak coklat dan Rafa menolaknya.

"Sejak kapan lo pinjam?" Tanya Rafa.

"Sud.. dah lama," jawabnya gugup karena nada bicara Rafa yang sepertinya mulai naik.

"Oh, oke thanks," ucap Rafa lalu mengambil buku itu dari tangan si gadis.

Rafa menutup pintu apartemennya dari luar dan melanjutkan jalannya menuju basement tanpa memedulikan gadis yang masih berdiri disana.

Sementara gadis berambut gelombang itu sepertinya tidak puas dengan hal tersebut. Gadis bernama lengkap Sabita Anarisa yang akrab disapa Risa ini pun menatap kesal kearah tangga yang dituruni Rafa tadi. Ia kesal karena merasa tidak dianggap oleh cowok itu. Dan jika dipikir-pikir lagi, ia tidak berhak merasa seperti ini kepada laki-laki yang sudah memiliki pasangan.

Setelah agak tenang, gadis itu memutuskan untuk pergi dari sana dan pulang kerumahnya yang tidak jauh dari apartemen tempat Rafa tinggal, karena tidak ada jadwal kuliah hari ini dan tidak ada alasan untuknya pergi ke kampus.

Sedangkan di kampus. Rafa baru saja tiba disana. Buku yang tadi masih berada di tangannya, ini adalah buku milik Alca yang sengaja gadis itu berikan tujuh bulan yang lalu saat ia akan kembali ke Jerman. Dan memang, Zidan meminjamnya karena suatu hal, namun Rafa tidak menyangka jika laki-laki itu juga meminjamkannya kepada orang lain.

Walaupun hanya buku novel bergenre sains, namun novel ini sangat istimewa untuk Rafa. Dan buku ini adalah salah satu buku favorit gadisnya tersebut. Maka dari itu ia harus menjaganya dan merawatnya.

"Woy, Dan," panggil Rafa saat ia sudah sampai di tempat perkumpulan nya dengan para sahabatnya.

"Oy, baru datang lo?" Ucap Zidan basa-basi.

"Buku ini lo pinjamin ke si Sabita?" Tanya Rafa to the point.

"Hah? Oh iya hari itu dia liat gue bawa buku ini makanya dia pengen minjem. Btw nama panggilannya Risa, bukan Sabita," jawab Zidan.

"Hm, lain kali kalau mau minjemin barang gue untuk ke orang lain kasih tau gue dulu," ucap Rafa memperingati.

"Iyaa dah iya, sorry gue lupa kemarin hehe. Btw itu novel Alca kan? Gue ada liat namanya di belakang buku."

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang