-Chapter 35-

909 44 14
                                    

"Cari aku, jika kau membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah."

***

SETENGAH jam sudah Alca menangis di dalam mobil itu bersama dengan Rafa. Rafa hanya bisa mengelus rambut Alca untuk menenangkannya karena dirinya sedang menyetir sekarang.

Sampai mereka tiba di rumah Alca pun, gadis itu masih menangis. Raka, Camila, dan Lizzi yang ada di rumah itu pun terkejut karena Rafa membawa masuk Alca dengan keadaan begini.

Namun, Rafa menyuruh mereka untuk tidak bertanya apa-apa. Kemudian, Rafa membawa Alca ke dalam kamar gadis itu. mendudukkan gadis itu di atas kasur. Rafa duduk di samping Alca.

Alca sudah tidak menangis lagi saat Rafa mengangkat dagunya ke atas. Menatap kedua manik yang terlihat rapuh itu.

"Udah ya nangisnya," ucap Rafa lembut.

Alca menghapus air matanya dan berusaha untuk menghentikan tangisannya. Ia menatap Rafa dengan wajah sembabnya.

"Udah kan nangisnya?" tanya Rafa.

Alca mengangguk, ia sudah menghentikan tangisannya.

"Lo harus kuat, kalau lo aja gini gimana ayah lo yang ada di balik sel sana? Kuat Ca, gue yakin lo bisa ngelewatin ini semua," pungkas Rafa memberikan motivasi.

Alca mendengarkan, air matanya masih ingin menetes, namun ia segera menghapusnya dengan cepat. Rafa menangkup wajah Alca.

"Lo puasa gak?" tanya Rafa.

"Nggak, aku halangan," jawab Alca.

"Hmm, ntar malem habis solat tarawih gue ke rumah lo, lo mau minta apa?" tanya Rafa.

"Martabak manis," jawab Alca.

"Siap tuan putri, yaudah, lo tidur gih ngantuk kan?"

"Tapi kamu di sini aja, temenin aku," ucap Alca manja.

"Hm, iya," jawab Rafa.

Alca membaringkan tubuhnya di atas kasur. Rafa membenarkan posisi bantal Alca. Ia duduk di samping Alca berbaring dan mengelus puncak kepala gadis itu sampai Alca tertidur pulas.

***

"HEI lo kapan balik ke Jerman?" tanya seseorang melalui telepon.

"Ntah, masih dua atau tiga minggu lagi," jawab orang yang ada di seberang telepon.

"Oh oke, gue tunggu, lo masih ada yang harus lo lakuin ke cewek itu."

"Ya, gue inget."

"Oke, gue tutup dulu, bye."

"Hm."

Gadis itu menutup sambungan teleponnya dan segera menyimpan ponselnya di atas nakas. Ia kembali berbaring di atas kasurnya, bersiap untuk tidur.

***

ALCA bangun dari tidurnya, seminggu sudah berlalu, pagi yang cerah menyambutnya. Gadis itu segera bangun dan menuju ke ruang tengah rumah tersebut.

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang