-Chapter 5-

1.2K 53 11
                                    

"Jangan memaksa dia untuk cinta kepadamu, karena hati itu tidak bisa dipaksakan."

***

JERMAN, 21.00 malam
Langkahnya terbilang santai menuju ke tempat dimana ia biasa berkumpul bersama dengan teman-temannya. Ia sampai disana jam sembilan malam, awalnya tidak ingin, namun karena dipaksa akhirnya ia datang kesana seorang diri.

Setibanya di tempat, teman-temannya sudah berkumpul disana sejak setengah jam yang lalu. Saat tiba, ia langsung mengambil tempat duduk di samping Zidan.

"Lama banget sih lo, kemana aja?" Tanya cowok berbaju putih kaos dengan celana jeans panjang. Panggil saja Alvaro.

"Tadi bersihin apartemen dulu," jawab yang diberi pertanyaan.

"Rajin banget sih lo, Raf," ucap cowok yang menegak tequila nya.

"Kalau bukan gue siapa lagi yang bersihin, lo mau?" Jawab Rafa sembari memberikan tawaran kepada cowok itu, panggil saja dia Zaky.

"Lo gak minum, Raf?" Tanya seorang cowok yang duduk di samping kanan Zidan.

"Hah? Gak," tolak Rafa.

"Kenapa?" Tanya Zidan.

"Gak, gue gak tahan," jawab Rafa.

Yang lain terlihat mengangguk-angguk mengerti dan paham. Sebenarnya mereka sudah tahu jika Rafa tidak kuat minum seperti mereka. Namun, keempat orang itu mereda jika Rafa bukannya tidak kuat minum, tetapi juga karena larangan dari kekasihnya, Alca.

Tak lama, beberapa orang gadis mendatangi meja mereka. Zidan yang melihat siapa yang datang terkejut bukan main. Gadis yang sekarang berada di depannya, ia tidak salah lihat bukan?

Rafa tidak menggubrisnya, ia juga tidak tahu siapa gadis-gadis itu karena memang tidak melihat wajah mereka. Cowok itu kini sibuk chattan dengan kekasihnya yang ada di Indonesia.

"Raf," panggil Zidan.

Rafa menoleh dan menatap Zidan aneh. Ia melemparkan tatapan bingung kearah cowok itu. Zidan menunjuk kearah gadis yang kini sudah berdiri tepat di depan Rafa. Cowok itu mengikuti arah tunjuk sahabatnya. Seketika ia terlonjak kaget dan hampir kehilangan kendali atas tubuhnya. Untungnya ia masih bisa mengendalikan dirinya untuk tidak salah tingkah atau terlihat sangat terkejut.

"Dia Anna kan Raf?" Tanya Zidan kepada Rafa.

Rafa mengalihkan pandangannya ke arah Zidan yang kini tampak sangat sangat sangat terkejut bak habis melihat setan.

"Loh? Lo berdua kenal dia?" Tanya Alvaro.

"Lah, gue kira gak tau, barusan mau gue kenalin ke kalian," sambung cowok bernama lengkap Roy Arimawali, yang akrab disapa Ari oleh mereka.

"Kami kenal dia," jawab Rafa santai lalu mengalihkan pandangannya kearah ponselnya kembali.

Anna tersenyum senang mendengar jawaban Rafa. Ternyata laki-laki itu masih mengingatnya.

"Lo masih ingat gue Raf?" Tanya Anna kepadanya seperti tidak ada rasa malu sedikit pun.

"Hm," jawab Rafa yang sibuk dengan ponselnya.

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang