-Chapter 34-

915 45 16
                                    

"Jangan khianati satu kepercayaan seseorang untukmu, karena bisa saja itu adalah kesempatan terakhir bagimu"

***

REMBULAN bersinar terang malam itu, membuat pemandangan di sekitaran danau itu menjadi lebih terang. Pantulan cahaya bulan yang ditampilkan oleh air di danau itu membuatnya menjadi sangat indah dan berkilauan.

"Raf, coba liat deh, bulannya ada dua," ucap Alca tiba-tiba.

"Itu cuma pantulan, Ca," jawab Rafa.

Alca kembali menoleh ke arah pantulan bulan itu. Ia tersenyum penuh arti kearahnya.

"Bulan yang asli itu kamu, dan pantulannya itu aku, tau nggak kenapa?" pungkas Alca sekaligus memberikan tebak-tebakan.

"Kenapa?" tanya Rafa yang sepertinya tertarik dengan tebak-tebakan Alca.

Alca menoleh kearah Rafa dan tersenyum lebar. Membuat kedua matanya menyipit.

"Karena, jodoh itu pantulan dari diri kita sendiri," jawab Alca.

Rafa tersenyum kecil, ia mengacak rambut Alca yang mulai panjang.

"Bisa aja pacar gue," ucapnya gemas.

"Duh!! Berantakan nih!" protes Alca.

"Hahah maap deh."

Mereka kembali diam, bergulat dengan pikiran mereka masing-masing. Alca teringat tentang sosok gadis itu, dan berniat untuk menanyakannya.

"Raf," panggil Alca.

"Hm?" Rafa menengok kearah Alca yang memanggilnya.

"Tentang cewek yang hari itu kamu peluk, aku minta penjelasan sekarang," tukas Alca.

Rafa menghela napas panjang lalu tersenyum.

"Gue sudah tau lo bakal minta penjelasan, makanya gue udah siapkan bukti," ucap Rafa.

Mendengar perkataan Rafa, Alca mengerutkan keningnya, ia bingung. Bukti apa yang dimaksud Rafa?

"Bukti?"

"Iya, bukti, ini." Rafa mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah rekaman suara.

"Rekaman suara?" tanya Alca tidak mengerti.

"Hm, dengerin ya."

Rafa memutar rekaman suara itu. Di dalam rekaman itu berisi tiga suara yang berbeda. Ya, suara gadis-gadis itu. Alca masih tidak mengerti sampai rekaman suara itu selesai.

"Maksudnya?" tanya Alca.

"Gue dijebak, dan itu semua rencana mereka untuk bisa misahin kita berdua."

Alca melotot kaget, ia pun langsung merebut ponsel Rafa dan menyetel rekaman itu sekali lagi. Dengan sangat teliti dirinya mendengarkan suara itu, namun ia tidak mengenalinya.

"Jadi ini semua direncanakan?" tanya Alca.

"Iya."

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang