"Jika ingin menangis, menangis lah, tetapi setelah itu kamu harus bangkit lagi ya. Semangat!"
***
MALAM itu, Jakarta sedang diguyur hujan lebat. Petir menyambar-nyambar menghiasi pekatnya malam itu. Kini, tepatnya jam setengah delapan malam, Alca sedang di rumah bersama dengan Lizzi.
"Hujannya deras banget ya Ca," ucap Lizzi yang kini sudah duduk di atas sofa.
"Hm, iya tumben banget gak sih," balas Alca yang sedang membuat minuman untuk Lizzi.
"Iya nih," jawab Lizzi lalu mengalihkan pandangannya kearah Alca yang sedang membuat minuman.
"Hm, Ca," panggil Lizzi.
"Hah? Apa?" jawab Alca yang kini sudah mengangkat nampan yang berisi dua cangkir teh hangat dan berjalan menuju sofa itu.
"Duduk dulu sini bentar," ucap Lizzi sambil menarik lengan Alca agar duduk di sampingnya.
"Kenapa, Liz?" tanya Alca heran.
Lizzi diam sebentar, ia memikirkan kata-kata yang pas untuk mengatakan ini kepada Alca. Sedangkan Alca kini tambah bingung dan penasaran apa yang mau diucapkan oleh Lizzi.
"Lo... sadar gak sih... kalau akhir-akhir ini lo deket banget sama Agra?" tanya Lizzi hati-hati.
"Hah? Nggak tuh kami biasa aja kok, pas itu memang dia nolongin gue, tapi itu karena disuruh sama Nila, dia buru-buru hari itu," jelas Alca sejelas-jelasnya kepada Lizzi.
"Gue gak masalah soal hari itu, Ca. Tapi... gue sering ngeliat kalian kemana-mana sering berdua, walaupun cuma di kampus, ya tapikan... gimana ya gue jelasinnya, susah banget," pungkas Lizzi menyampaikan pendapatnya.
Alca tersenyum penuh arti kearah Lizzi. "Lo tenang aja, gue gak ada apa-apa sama dia," jawab Alca.
"Rafa tau? Hubungan lo sama dia baik-baik aja kan?" tanya Lizzi cemas.
"Baik-baik aja kok Liz, tapi..." Ucapannya menggantung begitu saja.
"Kenapa?"
"Kayak ada yang aneh gitu," jawab Alca.
"Apa yang aneh?"
"Gue gak percaya sih, tapi masa iya ada yang mata-matai gue sama kak Agra?" tanya Alca dengan ekspresi bingung bercampur horor.
"Hah? Maksud lo stalker?" tebak Lizzi.
Alca mengangguk mengiyakan. Lizzi terkejut namun berusaha untuk berpikir siapa yang sedang memata-matai sahabatnya ini.
"Kira-kira siapa ya orangnya?" ucap Alca bertanya-tanya.
"Tunggu, lo tau dari mana kalau ada orang yang mata-matain lo?"
"Orang itu selalu ngambil foto gue saat gue lagi sama kak Agra, ntah pas ngobrol atau gak sengaja ketemu, dan foto itu, dia kirim ke Rafa." Penjelasan Alca tersebut membuat Lizzi tercengang dan merasa ngeri.
"Ada yang gak suka hubungan lo sama Rafa, Ca. Gue yakin ini bukan satu orang doang, pasti lebih," ucap Lizzi memberikannya asumsinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]
أدب المراهقينCerita ini merupakan sequel atau kelanjutan dari cerita sebelumnya yaitu "Prince and Princess" yang mengisahkan tentang dua orang remaja berusia 16 dan 18 tahun. Mereka sudah saling mengenal dan bersahabat lama yaitu sekitar 16 tahun saat keduanya m...