"Jangan sia-siakan kepercayaan yang orang lain beri padamu, mungkin saja itu adalah kesempatan pertama dan terakhir kau bisa mendapatkannya."
***
SEMINGGU kemudian, Alca masuk ke kampus seperti biasa. Cercaan dari orang-orang sekitarnya sudah mulai jarang sekali ia dengar. Ia menjalani harinya seperti biasa.
Dan, sepetinya penguntit itu sudah tidak lagi mengikutinya. Karena sudah tidak ada lagi pesan atau chat yang mengancam dirinya untuk putus dengan Rafa.
Namun, biar begitu Alca tetap harus berjaga jarak dengan Agra. Ia tidak mau sampai ada kesalahpahaman diantara dirinya dan Rafa. Satu hal yang sangat menakutkan baginya.
"Ca," panggil Vanila yang duduk di sampingnya.
"Hm?"
"Lo udah kerjain makalah seminggu yang lalu belum?" tanya Vanila.
"Udah, kenapa emangnya?" tanya Alca.
"Duhh njirr, gue belum, harus gimana dong? Gue baru ingat kalau ada tugas, ah vanila bego!" ucapnya panik karena lupa mengerjakan makalahnya.
"Hm, lo sih jalan-jalan mulu, makanya dicatat kalau ada tugas, dasarrr," omel Alca.
"Heheh, bantu gue dong, Ca," pinta Vanila dengan sedikit memohon dengan wajah memelas.
Alca tidak tega untuk tidak membantu gadis ini. Akhirnya ia mengangguk dan memberikan Vanila rangkuman materi yang sudah ia catat dibuku besarnya dan meminjamkannya kepada Vanila.
"Nih, dari pada lo cari dibuku, mending pakai rangkuman gue aja, lebih ringkas, tapi jangan lupa ya, kalimatnya dibuat sendiri," suruh Alca.
"Okey siap kaptennn!" jawab Vanila sambil cengengesan.
Alca menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan makannya yang sempat terhenti. Tak lama setelah itu, keduanya selesai mengisi perut dan mereka pergi hendak pergi ke perpustakaan.
"Eh Ca bentar," ucap Vanila menghentikan langkahnya.
"Kenapa?" tanya Alca.
"Perut gue melilit aw!! Gue ke toilet dulu bentar ya ntar gue nyusul," jawabnya dan segera berlari kearah toilet meninggalkan Alca sediri disana.
Alca menggeleng pelan lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
Sementara Vanila yang sudah menyadari kepergian Alca kini malah mengintip dari balik tembok dan melihat apakah gadis itu benar-benar sudah pergi atau belum.
Setelah memastikan Alca sudah pergi atau belum, gadis itu menghela napas panjang. Ia membuka ponselnya dan melihat notifikasi disana, tidak ada satupun notif.
Ia mencoba mengintip lagi dan menemukan seorang gadis muncul dari balik semak-semak yang ada di samping koridor terbuka kampus tersebut.
Akhirnya keluar juga!
***
DI PERPUSTAKAN Alca duduk seorang diri di pojok ruangan agar bisa fokus belajar. Sebentar lagi akan ada ujian akhir semester ganjil. Dan setelah ujian akan ada liburan yang cukup panjang untuk seluruh mahasiswa-mahasiswi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]
Ficção AdolescenteCerita ini merupakan sequel atau kelanjutan dari cerita sebelumnya yaitu "Prince and Princess" yang mengisahkan tentang dua orang remaja berusia 16 dan 18 tahun. Mereka sudah saling mengenal dan bersahabat lama yaitu sekitar 16 tahun saat keduanya m...